5 Menteri Lebanon Tarik Diri dari Sidang Kabinet, Tolak Rencana Kontrol Senjata
Para menteri ini memprotes agenda pembahasan kontrol eksklusif negara atas senjata, menyebutnya langkah inkonstitusional yang menargetkan Perlawanan.
Lebanon, FAKTABERITAGLOBAL.COM - Empat menteri yang mewakili Hezbollah dan Amal, bersama Menteri independen Fadi Makki, meninggalkan sidang Kabinet Lebanon pada Hari Jum’at (05/09) dan kemudian keluar sepenuhnya dari Istana Kepresidenan Baabda.
Langkah ini dilakukan sebagai protes terhadap agenda yang membahas rencana militer agar negara memiliki kewenangan eksklusif atas senjata.
Awalnya, para menteri hanya keluar ke ruangan terpisah sebelum memutuskan meninggalkan lokasi sepenuhnya. Sidang yang dipimpin Perdana Menteri Lebanon itu juga membahas isu lingkungan, keuangan, dan energi.
Presentasi Panglima Militer Picu Walkout
Sidang dibuka dengan presentasi Panglima Angkatan Darat Jenderal Rodolphe Haykal mengenai rencana pelaksanaan tersebut. Hal ini memicu aksi walkout, mengingat para menteri sebelumnya sudah menyatakan akan menolak membahas apa yang mereka sebut sebagai “alat eksekutif untuk keputusan pemerintah yang inkonstitusional.”
Peristiwa ini menyusul sidang 5 Agustus lalu, di mana Perdana Menteri Nawaf Salam menugaskan militer untuk menyiapkan rencana tersebut sebelum akhir bulan lalu — sidang yang juga diwarnai aksi walkout dari menteri-menteri Hezbollah dan Amal.
Raad: Menyerahkan Senjata Sama dengan Menyerahkan Kehormatan
Pada 8 Agustus, Anggota Parlemen Mohammad Raad, Ketua blok parlemen Hezbollah Loyalty to the Resistance, menolak seruan untuk melucuti senjata Perlawanan, menyebutnya bagian dari agenda AS dan Israel.
“Keberadaan Perlawanan adalah hal yang benar-benar mengganggu mereka,” kata Raad, memperingatkan bahwa keputusan tersebut akan mengubah konfrontasi dengan “Israel” menjadi krisis internal Lebanon.
Ia menegaskan Lebanon tidak dapat menghadapi “Israel” sendirian, dan memuji senjata Perlawanan yang sejak 1982 telah melindungi negara, membebaskan wilayah, dan membangun keseimbangan pencegahan.
“Mengatakan ‘serahkan senjata Anda’ sama dengan mengatakan ‘serahkan kehormatan Anda’,” tegas Raad. “Menyerahkan senjata adalah bunuh diri, dan kami tidak akan bunuh diri. Tanyakan pada militer, apakah mereka mau menyerahkan senjata — yang merupakan kehormatan mereka — dan mengundang dunia untuk mengkhianati mereka.” (FBG)
Sumber: Al-Mayadeen