Al-Aamri: AS Cs Sedang Mainkan Babak Terakhir dari Plot Memecah-Belah Yaman!
Ia menjelaskan bahwa tujuan utama mereka adalah memaksakan agenda asing dan merebut kendali atas lembaga-lembaga negara kunci Yaman serta sumber daya strategisnya.
Yaman, FAKTAGLOBAL.COM – Sekretaris Jenderal Front Pembebasan Selatan, Arif Al-Aamri, menyatakan bahwa pergerakan dan provokasi yang terjadi baru-baru ini di provinsi Hadhramaut dan Al-Mahra—yang dilakukan oleh apa yang disebut Dewan Transisi Selatan serta milisi-milisi yang loyal kepada koalisi agresi—merupakan bagian dari rencana yang lebih luas yang dipimpin Amerika Serikat dan sekutunya, dengan dukungan dari Arab Saudi dan UEA.
Ia menjelaskan bahwa tujuan dari rencana ini adalah memaksakan agenda asing dan merebut kendali atas lembaga-lembaga negara Yaman serta sumber daya strategisnya.
Dalam wawancaranya dengan Al-Masirah TV pada Kamis pagi, Al-Aamri menggambarkan tindakan-tindakan tersebut sebagai “babak terakhir dari sebuah drama panjang” yang dimulai oleh agresi sejak bertahun-tahun lalu.
Meskipun telah dilakukan pengepungan militer dan ekonomi selama lebih dari satu dekade, kekuatan asing beserta alat-alat politik dan militernya gagal mengalahkan komponen nasional di Sana’a.
Ia menambahkan bahwa tujuan akhir dari proyek ini adalah meningkatkan tekanan terhadap otoritas nasional dan komponen Yaman lainnya.
Rencana tersebut bertujuan memaksakan agenda tertentu yang dapat berujung pada penggambaran ulang geografi politik dan historis provinsi-provinsi Yaman dengan cara yang melayani kepentingan asing, sekaligus mengorbankan persatuan dan kedaulatan Yaman.
Penodaan Bendera Yaman sebagai Bagian dari Manipulasi Asing yang Lebih Luas
Terkait kasus penodaan bendera Yaman di Al-Mahra, Al-Aamri mengatakan bahwa sikap diam dari apa yang disebut Dewan Transisi Selatan yang dipimpin Aidarous Al-Zubaidi membuktikan bahwa mereka tunduk pada “sutradara” asing dan menjalankan instruksi tanpa perlawanan.
Ia menegaskan bahwa bendera Yaman tetap berkibar di seluruh wilayah Yaman yang merdeka, dan bahwa tidak ada lembaga nasional di Sana’a yang terdampak oleh pelanggaran itu.
Sebaliknya, tindakan-tindakan di Al-Mahra merupakan bagian dari skema yang lebih luas yang bertujuan menciptakan narasi palsu tentang situasi di lapangan.
Al-Aamri menegaskan bahwa masyarakat Hadhramaut dan Al-Mahra—sebagai pemilik sah tanah tersebut—tidak akan membiarkan agenda asing diterapkan di wilayah mereka. Sikap mereka, menurutnya, selalu independen dari seluruh pihak dan kelompok lokal yang terafiliasi dengan agresi.
Eksploitasi Milisi Lokal oleh Kekuatan Asing dan Upaya Mengubah Struktur Yaman
Al-Aamri memaparkan beberapa pelajaran penting dari perkembangan terbaru:
• Rezim asing sedang mengeksploitasi milisi lokal untuk menerapkan agenda eksternal dan memperketat kontrol atas provinsi-provinsi Yaman yang diduduki.
• Kekuatan partai-partai politik lokal—seperti Partai Islah—sedang dilucuti, membatasi kemampuan mereka untuk bermanuver dan membuka jalan bagi otoritas baru yang dipaksakan.
• Masyarakat Yaman diperlakukan sebagai alat yang dapat digerakkan, sesuai skenario yang telah dirancang, sebagaimana terlihat dalam upaya untuk menerapkan pengaruh asing di Hadhramaut dan Al-Mahra serta mempersiapkan kondisi untuk perpecahan sosial dan ketergantungan.
Peringatan Akan Terjadinya Eskalasi Jika Intervensi Asing Berlanjut
Sekretaris Jenderal itu menegaskan bahwa setiap upaya untuk menundukkan atau membuat rakyat Hadhramaut dan Al-Mahra kelaparan akan gagal, karena suku-suku dan komunitas lokal tetap menjadi katup pengaman yang menjaga tanah, persatuan, dan identitas nasional mereka.
Ia memperingatkan bahwa pergerakan asing yang berkelanjutan dapat memicu eskalasi populer maupun militer di antara berbagai kelompok lokal jika upaya untuk menguasai jalur-jalur alam dan sumber daya strategis terus berlangsung.
Al-Aamri menegaskan bahwa alat-alat agresi tersebut tidak akan pernah mampu menguasai kehendak rakyat atau struktur kesukuan kedua provinsi itu dalam keadaan apa pun. (FG)


