Al-Hindi: Pemimpin Hamas Selamat dari Upaya Pembunuhan Israel di Doha
Serangan Israel menewaskan para ajudan dan kerabat Khalil al-Hayya namun gagal menghabisi tim negosiasi Hamas. Ia menegaskan serangan itu tidak akan melemahkan tekad gerakan.
Qatar, FAKTABERITAGLOBAL.COM – Suhail al-Hindi, anggota Biro Politik Hamas, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemboman Israel terjadi saat pertemuan tim negosiasi untuk membahas proposal AS mengenai gencatan senjata di Gaza.
"Pimpinan gerakan selamat dari upaya pembunuhan pengecut ini," ujarnya, seraya mengonfirmasi bahwa sejumlah syuhada, yang dipimpin oleh Jihad Labad, gugur dalam serangan tersebut.
Al-Hindi menegaskan bahwa serangan yang menargetkan para pemimpin senior di Doha itu tidak akan melemahkan tekad gerakan.
Operasi 'Peak of Fire'
Militer pendudukan Israel, bekerja sama dengan badan keamanan dalam negerinya, Shin Bet, mengaku bertanggung jawab atas serangan yang disebutnya menargetkan pimpinan senior Hamas.
Kanal 12 Israel, mengutip sumber militer, memastikan bahwa serangan tersebut secara khusus ditujukan kepada delegasi negosiasi.
Koresponden Reuters di Doha melaporkan terdengar ledakan keras dan terlihat kepulan asap di atas distrik Katara usai pengeboman.


Korban dari Kalangan Ajudan dan Keluarga
Meski semua pemimpin yang menjadi target selamat, serangan itu menewaskan sejumlah ajudan dan anggota keluarga Dr. Khalil al-Hayya, kepala tim negosiasi.
Syuhada yang telah teridentifikasi antara lain:
Jihad Lubad – kepala kantor Khalil al-Hayya
Hammam al-Hayya – putra Khalil al-Hayya
Abdullah Abdulwahid – ajudan
Moamen Hassouna – ajudan
Ahmad Abdulmalik – ajudan
Pakar urusan Perlawanan Palestina, Hani al-Dali, menyebut upaya pembunuhan yang gagal ini sebagai bukti tambahan ketangguhan kepemimpinan Hamas di tengah agresi terkoordinasi Israel-AS.
Respons Qatar
Kementerian Luar Negeri Qatar mengecam serangan udara tersebut sebagai pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan ancaman langsung terhadap keselamatan warga maupun penduduk.
Juru bicara Kemlu Majed Al-Ansari menegaskan: “Qatar tidak akan mentolerir tindakan apa pun yang merongrong keamanan dan kedaulatannya.”
Pasukan keamanan, pertahanan sipil, dan layanan darurat Qatar segera dikerahkan untuk mengamankan wilayah dan menangani dampak serangan.
Lampu Hijau dari AS
Kanal 12 Israel melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump memberikan persetujuan atas operasi ini, dengan Washington yang mengendalikan wilayah udara Qatar dan mewajibkan Israel berkoordinasi untuk melaksanakan serangan tersebut.
Trump dilaporkan melewati mediator tradisional Qatar dan Mesir, dan mengirimkan proposal baru melalui utusannya, Steve Witkoff.
Teguh Meski Berkali-kali Diserang
Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap kerangka gencatan senjata 18 Agustus, yang mencakup gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan pendudukan dari Gaza, bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, dan pertukaran tahanan yang nyata.
Gerakan ini menekankan bahwa ini bukan pertama kalinya para pemimpinnya menjadi target, dan bahwa Israel secara konsisten gagal menghabisi kepemimpinan politik Hamas selama puluhan tahun konflik.
"Kami telah mengabdikan hidup kami untuk Allah dan perjuangan kami. Tidak ada upaya pembunuhan—dulu, sekarang, maupun yang akan datang—yang akan mengakhiri perjuangan kami," ujar seorang pejabat senior Hamas. (FBG)