Al-Qassam Temukan Jasad Tawanan Israel, Serangan Netanyahu Halangi Serah Terima
Brigade Al-Qassam umumkan penemuan dua jasad tawanan Israel saat operasi di terowongan Gaza, menyebut serangan udara baru Netanyahu menghambat rencana penyerahan kepada Palang Merah.
Palestina, FAKTAGLOBAL.COM — Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan perlawanan Palestina Hamas, pada Selasa mengumumkan keberhasilan menemukan jasad dua tawanan Israel, Amiram Cooper dan Saher Baruch, dalam operasi pencarian lapangan di Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, Brigade tersebut menyebut bahwa para pejuangnya menemukan jasad tersebut selama operasi di jaringan terowongan di Gaza selatan, dan telah menyiapkannya untuk diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Kota Gaza.
Gambar-gambar yang beredar di media sosial memperlihatkan para pejuang Al-Qassam menyerahkan jenazah kepada perwakilan Palang Merah.



Eskalasi Pendudukan Halangi Serah Terima
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa malam, Brigade Al-Qassam menyebut bahwa mereka telah berencana menyerahkan jasad salah satu tawanan pada malam itu, namun proses tersebut terpaksa ditunda karena “pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel.”
Kelompok itu menegaskan bahwa eskalasi militer Israel yang berlanjut di seluruh Jalur Gaza telah sangat menghambat operasi pencarian, penggalian, dan pemulihan jasad para tawanan Israel.
“Setiap eskalasi oleh Israel akan menunda pemulihan lebih banyak jasad,” peringatan Al-Qassam dalam pernyataannya, seraya menegaskan bahwa tindakan pendudukan tersebut menghalangi upaya kemanusiaan yang sedang berlangsung.
Pernyataan ini menjadi pembaruan terbaru dalam rangkaian laporan terkait nasib para tawanan Israel di Gaza sejak dimulainya perang saat ini.
Analis: “Israel” Bertanggung Jawab atas Terhambatnya Pemulihan Jasad Tawanan
Analis urusan perlawanan Palestina Hani al-Dali mengatakan bahwa serangan udara Israel ke Gaza pada Selasa mencerminkan niat Tel Aviv untuk memperpanjang konflik demi kepentingan politik dan militer.
Menurut al-Dali, kelanjutan perang tersebut menguntungkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang “berusaha melanjutkan kebijakan pemerasannya dan membuktikan bahwa pendudukan masih mempertahankan kendali keamanan dan militer atas Jalur Gaza.”
Ia menjelaskan bahwa ada beberapa hambatan utama yang menghalangi pemulihan jasad para tawanan Israel di Gaza.
Pertama, ia menyebut bahwa empat jasad telah “benar-benar hancur.” Hambatan kedua adalah keberadaan beberapa jasad di dalam area yang disebut “garis kuning” — wilayah di bawah kendali Israel yang memerlukan izin pendudukan untuk diakses.
Hambatan ketiga, lanjut al-Dali, berkaitan dengan jasad para tawanan yang terkubur jauh di dalam terowongan, yang membutuhkan peralatan berat untuk digali — peralatan yang saat ini dilarang masuk ke Gaza oleh otoritas Israel.
Al-Qassam: Upaya Pemulihan Terus Berlanjut Meski Dihalangi
Brigade Al-Qassam menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan upaya menemukan dan memulihkan seluruh jasad tawanan yang gugur, meskipun dihadapkan pada risiko tinggi akibat serangan udara Israel dan kurangnya koordinasi kemanusiaan.
Kelompok tersebut menegaskan bahwa mereka bertindak sesuai dengan ketentuan gencatan senjata dan prinsip-prinsip kemanusiaan, serta menyerukan kepada para mediator dan organisasi internasional untuk menekan pasukan pendudukan agar menghentikan serangan dan memungkinkan operasi pemulihan berjalan dengan aman. (FG)


