Al-Qassam Umumkan Kesyahidan Komandan Senior Raed Saeed Saad
Perlawanan menyatakan pendudukan Israel membunuh pemimpin kunci dalam pelanggaran terang-terangan gencatan senjata, menegaskan kelanjutan perlawanan
Palestina | FAKTAGLOBAL.COM — Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, pada Hari Sabtu mengumumkan kesyahidan komandan senior Raed Saeed Saad, yang dikenal sebagai Abu Muadh, menyusul apa yang mereka sebut sebagai pembunuhan terencana yang dilakukan oleh pendudukan Israel.
Dalam pernyataan militer resmi, Al-Qassam menegaskan bahwa pembunuhan tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata, seraya menuduh pendudukan secara sengaja meningkatkan agresi meski ada upaya mediasi.
Perjalanan Panjang Pengorbanan dan Perlawanan
Al-Qassam menyatakan bahwa Abu Muadh memiliki perjalanan panjang dan menonjol dalam pengorbanan dan dedikasi di berbagai medan perlawanan.
Perannya berpuncak pada kepemimpinan aparat manufaktur militer gerakan tersebut, yang disebut Brigade sebagai pilar sentral operasi perlawanan selama Operasi Badai Al-Aqsa dan sepanjang konfrontasi dengan pendudukan.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa penargetan komandan senior oleh pendudukan berarti melampaui seluruh garis merah, sementara serangan Israel terhadap Jalur Gaza terus berlanjut tanpa henti.
AS dan Para Mediator Dimintai Tanggung Jawab
Brigade Al-Qassam secara langsung menyalahkan Amerika Serikat dan para mediator, termasuk Presiden AS Donald Trump, atas pembiaran dan perlindungan politik terhadap pelanggaran berulang gencatan senjata oleh pendudukan.
Al-Qassam menegaskan bahwa sponsor politik dan sikap diam telah mendorong pendudukan untuk terus melakukan pembunuhan terencana dan agresi militer.
“Penegasan Hak untuk Membalas”
Menanggapi pembunuhan tersebut, Al-Qassam menegaskan kembali hak inherennya untuk membela diri:
“Hak untuk merespons agresi pendudukan dijamin. Ini adalah hak kami untuk membela diri dengan segala cara.”
Brigade mengumumkan bahwa komandan baru telah ditunjuk untuk mengambil alih tugas yang sebelumnya diemban Abu Muadh, seraya menegaskan bahwa struktur perlawanan tetap utuh.
“Jalan jihad tidak akan berhenti,” bunyi pernyataan itu, menambahkan bahwa pembunuhan para pemimpin justru memperkuat tekad, keteguhan, dan resolusi di dalam perlawanan.
Hamas Berkabung atas Para Syuhada
Dalam pernyataan terpisah, Hamas menyampaikan duka atas kesyahidan Raed Saeed Saad dan para pejuang yang gugur bersamanya, yakni:
Riyad al-Labban
Abdul Hai Zaqout
Yahya al-Kayali
Gerakan tersebut menyatakan mereka gugur setelah perjalanan panjang jihad, perlawanan, dan pembelaan terhadap Palestina dan rakyatnya.
Hamas menegaskan bahwa Abu Muadh selamat dari berbagai upaya pembunuhan sepanjang kiprahnya, yang justru semakin memperdalam komitmennya pada proyek perlawanan melawan pendudukan.
Hamas menambahkan bahwa pembunuhan terencana dan kejahatan Israel semakin menegaskan bahwa perlawanan adalah satu-satunya jalan yang mampu mengakhiri pendudukan dan memulihkan hak-hak penuh rakyat Palestina.
Gerakan itu menegaskan kembali komitmennya pada jalan yang tegas dan tanpa kompromi, menolak intimidasi dan tekanan politik.
Hamas Tandai 38 Tahun Perlawanan
Dalam pidato peringatan 38 tahun Hamas, pemimpin Hamas Khalil Al-Hayya menyatakan bahwa fokus gerakan pada fase mendatang adalah menghadapi tantangan dan risiko yang kian meningkat terhadap perjuangan Palestina.
Ia menekankan pentingnya melanjutkan upaya menghentikan permusuhan, memastikan penyaluran bantuan kemanusiaan, serta membuka kembali penyeberangan Rafah, sebagai bagian dari penanganan kondisi bencana di Gaza.
Al-Hayya menyatakan bahwa perlawanan telah berhasil mengembalikan posisi alami isu Palestina yang selama dekade-dekade dimarginalkan, sekaligus mengangkat proyek perlawanan sebagai sumber harapan bagi bangsa-bangsa Arab dan Islam di jalan pembebasan dan kepulangan.
Ia menegaskan bahwa perlawanan dan senjatanya adalah hak sah yang dijamin hukum internasional bagi bangsa yang hidup di bawah pendudukan, serta menyatakan Hamas terbuka pada usulan yang menjaga hak tersebut sembari memastikan berdirinya negara Palestina merdeka.
Seruan Persatuan dan Akuntabilitas
Dalam penutupnya, Al-Hayya menekankan perlunya memperkuat persatuan nasional, memulihkan peran Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dan mengintensifkan langkah hukum untuk meminta pertanggungjawaban pendudukan atas kejahatannya.
Ia menyerukan perluasan aksi regional dan internasional untuk mengisolasi Israel secara politik dan meningkatkan dukungan global bagi perjuangan Palestina. (FG)



