Ali Al-Houthi: Solusi Dua Negara Adalah Pengkhianatan terhadap Perjuangan Palestina
Pejabat senior Yaman mengatakan rencana tersebut mengakui tanah-tanah yang diduduki untuk entitas musuh dan tidak akan mengembalikan hak-hak rakyat Palestina
Yaman, FAKTABERITAGLOBAL.COM - Anggota Dewan Politik Tertinggi Mohammed Ali Al-Houthi menegaskan bahwa solusi dua negara adalah pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina, karena hal itu berarti pengakuan dan perampasan tanah-tanah yang diduduki demi kepentingan entitas musuh dan tidak akan mengembalikan hak-hak apa pun kepada rakyat Palestina.
Dalam sebuah unggahan di media sosial hari ini, Senin, Al-Houthi mengatakan: “Solusi dua negara tidak akan mengembalikan hak-hak rakyat Palestina dan tidak akan menghentikan entitas Israel dari pelanggaran di kawasan dan upaya memperluas pendudukan.”
Ia menyerukan kepada Saudi Arabia serta rezim-rezim Arab dan Islam agar tidak menjadikan pengakuan solusi dua negara sebagai langkah kosmetik dan payung bagi normalisasi dengan entitas musuh Zionis.
Sayyed Abdulmalik: Bahaya Zionis & Seruan Persatuan Umat
Sebelumnya, dalam pidatonya memperingati Revolusi 21 September, Pemimpin gerakan Ansarallah Yaman, Sayyed Abdulmalik al-Houthi, juga menyinggung soal pengakuan Palestina oleh beberapa negara Eropa, dengan menyebutnya hanya langkah kosmetik, tanpa efek nyata untuk menghentikan kejahatan Israel.
Ia menutup dengan peringatan keras mengenai proyek Zionis dan seruan untuk persatuan umat Islam:
“Musuh mengincar kesucian umat; bahayanya terhadap al-Aqsa meluas hingga Mekkah dan Madinah.”
Sayyed mengecam rezim-rezim Arab karena berkhianat terhadap perjuangan Palestina:
“Beberapa negara Arab terkaya dan terkuat berdiri bersama Israel, berkonspirasi melawan Gaza, Yaman, dan Lebanon, serta menyerukan pelucutan senjata para mujahidin.”
Dan ia mengeluarkan seruan terakhir: “Hanya sikap serius, praktis, dan bersatu melawan musuh Israel yang akan melindungi umat. Kerja sama dengan musuh tidak akan menguntungkan siapa pun.” (FBG)