Ansarallah Yaman: Upaya Intimidasi Zionis Takkan Dibiarkan Tanpa Pembalasan
Mohammed al-Furrah mengatakan bahwa ancaman dari “penjahat perang Zionis” hanyalah kedok bagi kebijakan agresif — siapa pun yang bertaruh pada intimidasi akan mendapat respons setimpal
Yemen, FAKTAGLOBAL.COM — Seorang pejabat senior Ansarallah menyatakan bahwa ancaman dari “penjahat perang Zionis” hanya merupakan dalih bagi kebijakan agresif regional, dan memperingatkan bahwa Yaman akan membalas secara timbal balik di semua lini.
Mohammed al-Furrah, anggota biro politik gerakan itu, mengatakan panjang lebar di X bahwa setiap upaya mengintimidasi Yaman akan dibalas dengan langkah-langkah yang sama — dan mahal.
Pernyataan al-Furrah: Intimidasi Akan Berbalik
Al-Furrah mengatakan kepada para pengikutnya bahwa ketergantungan musuh pada ketakutan akan menghasilkan efek sebaliknya.
“Kami nyatakan dengan jelas: siapa pun yang bertaruh pada intimidasi akan mendapati kami membalas dengan cara yang setimpal di semua tingkatan,” tulisnya.
Ia menolak respons yang hanya bersifat retoris, menjanjikan kesiagaan “bukan dengan seruan media atau pidato yang dipublikasikan di surat kabar dan platform, melainkan dengan opsi-opsi praktis yang mengubah setiap langkah bermusuhan menjadi biaya politik, ekonomi, dan strategis yang membebani entitas itu, dan menghancurkan sejarah serta masa depan para penjahat perang.”
Ia menambahkan bahwa Ansarallah memahami tujuan musuh untuk memaksakan satu kutub tunggal di kawasan dan menaklukkan siapa pun yang menentang pelanggaran mereka, dan mengulangi:
“Kami tidak mengancam secara kriminal; sebaliknya, kami menyatakan kesiapan kami untuk menghadapi setiap ancaman dengan harga mahal bagi siapa pun yang memilih agresi. Ini mustahil — lupakan mimpi itu; jalan kalian tidak akan lolos tanpa harga.”
Mobilisasi Suku Nasional dan Kecaman Publik
Sementara itu, sejumlah provinsi di Yaman mengadakan pertemuan suku bersenjata dan aksi massa untuk mengumumkan keadaan mobilisasi umum dan memperbarui janji setia kepada para syuhada serta dukungan bagi Palestina. Penyelenggara menggambarkan aksi-aksi tersebut sebagai bagian dari dorongan kesiapsiagaan luas untuk menghadapi segala tantangan.
Pertemuan penting yang dilaporkan meliputi:
Pinggiran Sana’a (kecamatan Hamdan): Suku-suku menggelar pertemuan bersenjata di bawah slogan “Kesetiaan untuk darah para syuhada… mobilisasi berlanjut, kesiapan tinggi,” berjanji siap sepenuhnya menghadapi skema terhadap tanah air dan bangsa. Peserta menuntut peningkatan pelatihan dan kesiapan di pusat-pusat militer dan mobilisasi.
Sa’ada: Suku-suku di Al-Talh dan Al-Ammar memperbarui ikrar kesetiaan kepada para syuhada dan berjanji mendukung pimpinan, menegaskan kesiapan untuk memperkuat angkatan bersenjata dan menjauhkan diri dari “agen dan pengkhianat.”
Al-Hudaydah (kecamatan Al-Dahi): Sebuah aksi bersenjata besar menekankan kesiapsiagaan menghadapi setiap eskalasi AS-Zionis dan menyerukan penguatan kesiapan para pejuang di dalam angkatan bersenjata dan kalangan suku.
Dhamar (suku Mifa‘a ‘Anas): Perkumpulan suku massal menegaskan kembali mobilisasi umum dan mendesak kohesi komunitas, pengorganisasian logistik, dan dukungan bagi pimpinan revolusi, termasuk penghormatan kepada almarhum Letjen Mohammad al-Ghamari.
Al-Mahwit, Ibb, Amran, Raymah dan Hajjah: Berbagai pertemuan suku dan aksi bersenjata dilaporkan, dengan peserta menyerukan intensifikasi mobilisasi, pelatihan di pusat perekrutan, koordinasi antara tokoh lokal dan lembaga resmi, serta tindakan tegas terhadap kolaborator.
Seruan untuk Aksi dan Fokus pada Kewaspadaan Internal
Di seluruh acara yang dilaporkan, peserta menekankan pentingnya:
Meningkatkan kesiapsiagaan pertahanan dan memperbanyak pelatihan di pusat-pusat mobilisasi;
Mengorganisir logistik dan pasokan untuk mendukung kebutuhan garis depan;
Menolak dan mengkriminalkan segala bentuk kolaborasi atau pengkhianatan;
Melindungi persatuan nasional dan tatanan sosial sebagai penopang stabilitas front internal.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh pertemuan-pertemuan itu secara seragam menyerukan kepada warga — terutama pemuda — untuk mendaftar dalam program pelatihan, mematuhi perintah mobilisasi, dan menjaga kewaspadaan terhadap spionase atau tindakan penggoyang.
Retorika terkoordinasi dari pimpinan Ansarallah dan meluasnya pertemuan suku menegaskan sikap kesiapsiagaan dan pencegahan.
Pesan al-Furrah membingkai ancaman saat ini sebagai kedok bagi tujuan strategis yang lebih luas, sementara para pemimpin suku di berbagai provinsi secara publik berkomitmen pada mobilisasi yang ditingkatkan dan dukungan bagi Palestina, memperingatkan bahwa setiap langkah bermusuhan akan menimbulkan konsekuensi berat. (PW)


