Araqchi Kecam Rencana Uji Nuklir Trump, Sebut AS Ancaman Proliferasi Global Terbesar
Teheran mengecam rencana AS melanjutkan uji coba nuklir sebagai tindakan ceroboh, ilegal, dan ancaman langsung bagi keamanan global
Iran, FAKTAGLOBAL.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Sayyed Abbas Araqchi, dengan tegas mengecam niat yang diumumkan Washington untuk melanjutkan uji coba nuklir, menuduh Amerika Serikat menghidupkan kembali mentalitas Perang Dingin yang berbahaya dan mendorong dunia menuju bencana nuklir.
Dalam pernyataannya di akun media sosial, Araqchi mengatakan:
“Dengan mengganti nama ‘Departemen Pertahanan’ menjadi ‘Departemen Perang’, pengganggu bersenjata nuklir ini kini berusaha menghidupkan kembali uji coba senjata nuklirnya.”
Ia menambahkan bahwa agresor yang sama yang mendemonisasi program nuklir damai Iran kini mengancam akan melakukan lebih banyak serangan terhadap fasilitas nuklir Iran yang berada di bawah pengawasan—tindakan yang ia gambarkan sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.
Araqchi menegaskan:
“Tidak diragukan lagi Amerika Serikat adalah aktor proliferasi nuklir paling berbahaya di dunia. Pengumuman untuk melanjutkan uji coba nuklir adalah tindakan regresif, tidak bertanggung jawab, dan ancaman serius bagi perdamaian serta keamanan internasional.”
Ia menyeru komunitas internasional untuk menghadapi normalisasi eskalasi nuklir oleh Washington:
“Dunia harus meminta pertanggungjawaban Amerika Serikat karena menormalisasi penyebaran senjata jahat seperti itu.”
Washington Memberi Sinyal Kembali ke Uji Nuklir
Eskalasi terbaru ini muncul setelah Presiden Donald Trump menyatakan di platform media sosialnya bahwa AS harus melanjutkan uji coba nuklir menjelang pertemuan dengan kepemimpinan China.
Pejabat senior AS mencoba membenarkan langkah tersebut:
Senator JD Vance mengatakan uji coba nuklir diperlukan “untuk memastikan arsenal berfungsi dengan baik.”
Senator Tom Cotton, ketua Komite Intelijen Senat AS, mengklaim uji coba kemungkinan akan berkekuatan rendah dan dilakukan di bawah tanah.
Langkah ini menandai pembalikan tajam dari hambatan global selama puluhan tahun berdasarkan Treaty Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT), yang melarang segala bentuk ledakan uji nuklir.
Meskipun ditandatangani oleh AS, perjanjian ini tidak pernah diratifikasi Washington.
Amerika Serikat terakhir kali melakukan uji coba nuklir pada tahun 1992.
Sejak 1945, lebih dari 2.000 uji coba nuklir telah dilakukan di seluruh dunia. (FG)



