AS Izinkan Perluasan Pasukan Turki di Suriah untuk Ganti Absensi di Gaza
AS dilaporkan sedang mempertimbangkan proposal untuk memberikan Turki peran yang lebih besar di Suriah sebagai kompensasi atas penolakan “Israel” terhadap peran Ankara di Gaza.
Amerika Serikat, FAKTAGLOBAL.COM – Amerika Serikat dilaporkan tengah menimbang proposal yang memungkinkan Turki memperluas kehadirannya di Suriah sebagai kompensasi atas penolakan “Israel” terhadap keterlibatan Ankara di Gaza, sebagaimana dilaporkan oleh saluran Israel i24NEWS.
Editor urusan diplomatik Amichai Stein mengatakan bahwa Turki berupaya membangun kehadiran di Suriah dan baru-baru ini telah meninjau bekas pangkalan militer Suriah untuk menentukan lokasi potensial penempatan pasukan.
Ia menjelaskan bahwa hal ini bisa menjadi bagian dari kesepakatan antara AS dan Ankara, di mana Turki akan ditolak perannya di Gaza karena penolakan Israel, namun sebagai gantinya diberikan posisi di Suriah. “Kamu tidak bisa dua kali mengatakan tidak kepada Washington,” ujar Stein, menyiratkan bahwa “Israel” tidak dapat menolak keterlibatan Turki baik di Gaza maupun di Suriah.
Menurut Stein, pengaturan ini secara efektif akan menjadi kompensasi bagi Ankara, karena Turki menganggap mempertahankan pijakan di Suriah sebagai prioritas strategis dan tidak memiliki niat untuk melepaskannya.
Kepentingan AS dalam Kontak Suriah–“Israel”
Terkait isu pembicaraan tidak langsung antara Suriah dan “Israel”, Stein menambahkan bahwa Washington tertarik untuk mengadakan putaran kontak berikutnya dan telah menunggu pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa.
Ia mengklaim bahwa pemerintahan AS percaya perbedaan antara kedua pihak tidak terlalu besar; ada tantangan yang perlu diatasi, tetapi tidak ada hambatan yang bersifat dramatis.
Kepentingan Turki dalam Pasukan Stabilisasi Gaza
Turki telah berupaya memainkan peran penting dalam masa depan Gaza, menunjukkan minatnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan, berpartisipasi dalam rekonstruksi, dan bahkan bergabung dengan pasukan stabilisasi di wilayah tersebut.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menggambarkan bahwa Turki memiliki “tanggung jawab penting” dalam pemulihan Gaza, dan para pejabat Turki secara terbuka telah menawarkan pasukan untuk menjadi bagian dari kekuatan multinasional. Hubungan lama negara itu dengan Gaza — termasuk infrastruktur bantuan dan keselarasan politik dengan aktor-aktor lokal utama — memperkuat ambisi tersebut.
Namun, pihak pendudukan Israel dengan tegas menolak keterlibatan Turki di Gaza dalam kapasitas keamanan atau militer. Pejabat Israel menegaskan bahwa pasukan bersenjata Turki tidak akan diizinkan hadir di Gaza sebagai bagian dari misi stabilisasi internasional.
Penolakan ini sebagian berasal dari kritik vokal Ankara terhadap operasi militer Israel di Gaza, dukungan Turki sebelumnya terhadap faksi-faksi perlawanan lokal, serta kekhawatiran “Israel” bahwa pengaruh Turki di Gaza akan merusak kepentingan strategis Israel.
Sumber: Al-Mayadeen


