AS Kembali Serang Venezuela: Trump Klaim Kapal Kedua Jadi Target
Pengamat memperingatkan pembunuhan sepihak Washington menciptakan preseden berbahaya. Maduro berjanji bahwa Venezuela akan mempertahankan diri dari apa yang ia sebut sebagai agresi asing.
Amerika Serikat, FAKTABERITAGLOBAL.COM – Presiden AS Donald Trump pada Hari Senin mengumumkan bahwa pasukan Amerika telah melakukan serangan kedua terhadap sebuah kapal Venezuela, menewaskan tiga orang yang ia sebut sebagai “teroris pengedar narkoba.”
Klaim tersebut disampaikan melalui akun Truth Social miliknya, disertai dengan video sebuah kapal yang meledak dalam kobaran api.
Trump bersikeras bahwa serangan itu sah berdasarkan kewenangan Konstitusi Pasal 2, dengan menggambarkan para korban sebagai anggota geng Tren de Aragua.
Namun, hampir tidak ada bukti yang dapat diverifikasi, dan pertanyaan pun muncul apakah kapal tersebut sebenarnya adalah kapal nelayan. Dengan melabeli korban sebagai “narko-teroris,” Trump tampak berusaha melindungi diri dari kritik hukum dan internasional.
Pengerahan Militer di Kawasan
Serangan ini terjadi di tengah pengerahan besar-besaran militer AS di sekitar Venezuela. Lima jet F-35 dipindahkan ke Puerto Riko, bergabung dengan kapal perusak Angkatan Laut serta gugus amfibi Iwo Jima yang membawa lebih dari 6.000 pelaut dan marinir.
Meskipun Trump sejauh ini menghindari komitmen terbuka untuk melakukan operasi di daratan Venezuela, skala pengerahan ini telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh kawasan.
Reaksi Domestik dan Internasional
Anggota parlemen Demokrat di Washington mengecam penggunaan kekuatan mematikan secara sepihak.
Senator Adam Schiff menuduh Trump melakukan “pembunuhan tanpa hukum” yang bisa memicu serangan balasan terhadap pasukan AS di luar negeri.
Dari Caracas, Presiden Nicolas Maduro mengecam Menteri Luar Negeri Marco Rubio, menjulukinya “Tuan Kematian dan Perang.” Maduro berjanji negaranya akan mempertahankan diri dari apa yang ia sebut sebagai agresi asing.
Kekhawatiran Regional dan Ancaman Konflik
Para pengamat mencatat bahwa sekutu Venezuela, serta pemerintah-pemerintah regional, semakin khawatir langkah eskalasi Washington dapat mendorong kawasan menuju konflik terbuka.
Harian Spanyol El País melaporkan bahwa para pejabat dekat Maduro kini takut akan kemungkinan invasi penuh, dengan seorang penasihat senior mengatakan: “Tinggal menunggu mereka menembaki gedung tempat kita duduk, sialnya.”
Bagi banyak pihak, serangan Trump bukanlah upaya memberantas narkoba, melainkan pertunjukan kekuatan yang sembrono untuk menakut-nakuti lawan di luar negeri sekaligus menyenangkan basis domestik—dengan mengorbankan hukum internasional dan nyawa manusia. (FBG)


