China Peringatkan Jepang atas Rencana Penempatan Rudal di Dekat Taiwan
Beijing menyebut sikap ofensif Tokyo membangkitkan kembali militerisme dan mengancam stabilitas kawasan
China, FAKTAGLOBAL.COM — China mengeluarkan peringatan keras kepada Jepang setelah Tokyo mengumumkan rencana untuk menempatkan rudal ofensif di dekat Taiwan, menyebut langkah tersebut sebagai upaya sengaja untuk meningkatkan ketegangan regional dan memicu konfrontasi.
Beijing: Tindakan Jepang “Sengaja Meningkatkan Eskalasi”
Dalam konferensi pers pada Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengecam niat Jepang untuk menempatkan rudal jarak menengah di dekat wilayah Taiwan yang merupakan bagian dari China. Ia mengatakan bahwa penempatan itu merupakan “upaya sengaja untuk menciptakan ketegangan regional dan memicu konfrontasi militer.”
Mao menekankan bahwa rencana tersebut harus dilihat bersama komentar terbaru Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengenai Taiwan, menyebut tren tersebut “sangat berbahaya” dan menuntut “kewaspadaan tinggi” dari negara-negara tetangga serta komunitas internasional.
Pernyataannya disampaikan setelah Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi — dikutip oleh Japan Times — mengonfirmasi bahwa penempatan rudal itu tetap menjadi prioritas pemerintah.
China: Kekuatan Sayap Kanan Jepang Sedang Menghidupkan Kembali Militerisme
Mao Ning secara langsung mengaitkan arah kebijakan Jepang saat ini dengan kekuatan politik internal, menuduh kelompok-kelompok berhaluan kanan yang berpengaruh sedang mendorong Jepang menuju kebangkitan kembali ambisi militeristik pra-1945.
“China tidak akan pernah membiarkan kekuatan sayap kanan Jepang membalikkan arah sejarah, tidak akan pernah membiarkan kekuatan eksternal campur tangan di wilayah Taiwan milik China, dan tidak akan pernah membiarkan militerisme Jepang bangkit kembali,” kata Mao.
Ia menegaskan bahwa China memiliki tekad dan kemampuan untuk menjaga kedaulatan serta integritas teritorialnya.
Rencana instalasi rudal di Pulau Yonaguni — hanya 110 kilometer dari Taiwan — merupakan bagian dari percepatan pembangunan pertahanan Jepang di sepanjang rantai pulau Nansei. Strategi tersebut mencakup penguatan kemampuan penyangkalan udara dan maritim serta perluasan infrastruktur Pasukan Bela Diri Jepang yang ditempatkan dekat China.
Beijing sebelumnya telah memperingatkan bahwa penempatan-penempatan semacam itu mencerminkan upaya berkepanjangan Washington untuk membentuk ulang lingkungan keamanan kawasan dan menahan China dengan dalih kerja sama aliansi.
Ketegangan Meningkat Setelah Pernyataan Takaichi tentang Taiwan
Konfrontasi diplomatik meningkat setelah Perdana Menteri Takaichi menyatakan bahwa serangan hipotetis China terhadap Taiwan akan menciptakan “situasi yang mengancam kelangsungan hidup,” yang mewajibkan Jepang untuk ikut campur.
Pernyataan tersebut memicu kecaman tidak hanya dari Beijing, tetapi juga dari kelompok oposisi di Jepang, yang menuduh Takaichi meningkatkan ketegangan dan melemahkan pembatasan konstitusional atas penggunaan kekuatan militer.
China Panggil Duta Besar Jepang, Peringatkan Tindakan Lanjutan
Sebagai respons, Kementerian Luar Negeri China memanggil Duta Besar Jepang, Kenji Kanasugi, dan mengajukan protes resmi yang tegas. Wakil Menteri Luar Negeri Sun Weidong menyampaikan penolakan China terhadap perubahan sikap militer Tokyo.
Pihak berwenang China juga menyarankan warga negaranya untuk menghindari perjalanan ke Jepang di tengah meningkatnya ketegangan, sementara Beijing meningkatkan pengawasan terhadap sejumlah impor Jepang dan menangguhkan beberapa program pertukaran budaya.
Pejabat China mengisyaratkan bahwa langkah-langkah balasan tambahan dapat menyusul jika Jepang tetap melanjutkan rencana penempatan rudal di Yonaguni. (FG)


