Dari Pembantaian Gaza Hingga Aneksasi Tepi Barat: Rencana Berbahaya Kabinet Netanyahu
Ratusan orang terbunuh setiap hari sementara dunia hanya diam. Ini noda besar bagi peradaban. Jika PBB tidak bisa menghentikan pembantaian ini, untuk apa lembaga itu ada?
Ramallah, Tepi Barat, FAKTABERITAGLOBAL.COM — Ribuan warga Palestina berkumpul di depan kantor PBB di Ramallah, menyuarakan seruan mendesak untuk menghentikan kebijakan genosida kelaparan Israel di Gaza serta upaya agresifnya menganeksasi sebagian besar wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Aksi Protes Melawan Genosida dan Kelaparan di Gaza
Demonstrasi ini berlangsung setelah hampir dua tahun pengeboman tanpa henti dan blokade Israel yang telah mengubah Gaza menjadi wilayah kelaparan, menelantarkan lebih dari dua juta jiwa dari makanan, air, dan bantuan kemanusiaan.
Para pemimpin dan masyarakat sipil Palestina mengecam kebijakan genosida Israel yang menyasar perempuan dan anak-anak, serta mendesak tindakan tegas internasional untuk menyelamatkan nyawa.




Nabil Abdul Razaq, seorang aktivis politik Palestina, menyatakan:
“Pesan kami adalah suara kemanusiaan. Ratusan orang terbunuh setiap hari sementara dunia hanya diam. Ini noda besar bagi peradaban. Jika PBB tidak bisa menghentikan pembantaian ini, untuk apa lembaga itu ada?”
AS Menghalangi Kehadiran Palestina di PBB
Kemurkaan juga meningkat atas keputusan Washington yang menghambat penerbitan visa bagi Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan sejumlah pejabat tinggi, sehingga mereka tidak dapat hadir dalam Sidang Umum PBB.
Para pengunjuk rasa mengecam langkah ini sebagai upaya lain AS membungkam suara Palestina di panggung internasional sembari melindungi kejahatan Israel.
Rencana Aneksasi di Tepi Barat
Pada saat yang sama, menteri-menteri Israel mempercepat ekspansi permukiman. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengumumkan pembangunan baru di Ma’ale Adumim sebagai bagian dari Proyek berbahaya “E1” yang bertujuan menghubungkan permukiman tersebut dengan Al-Quds (Yerusalem) yang diduduki, sekaligus memutus Tepi Barat menjadi kantong-kantong terisolasi
Laporan juga mengungkapkan bahwa pemerintahan Netanyahu tengah mempertimbangkan aneksasi hingga 60% wilayah Tepi Barat — langkah yang akan menghancurkan kemungkinan berdirinya negara Palestina.
Qaddoura Fares, mantan ketua Klub Tahanan Palestina, memperingatkan:
“Rencana E1 memutus Tepi Barat dan mencegah terwujudnya negara Palestina. Israel melangkah secara terang-terangan melawan konsensus dan komitmen internasional.”
Seruan Kemanusiaan: Hentikan Pendudukan
Aksi protes di Ramallah menyatukan berbagai faksi politik, kelompok masyarakat sipil, dan warga biasa Palestina, dengan satu seruan mendesak:
“Selamatkan kemanusiaan. Hentikan pendudukan.”
Bersatunya isu kelaparan di Gaza dengan aneksasi di Tepi Barat memperlihatkan strategi luas Israel untuk memusnahkan dan merampas hak rakyat Palestina, yang didukung oleh keterlibatan Amerika Serikat. Palestina bersumpah untuk terus melawan sambil menyerukan dunia internasional agar akhirnya menghadapi kejahatan Israel. (FBG)
Sumber: Tasnim