Di Gedung Putih MBS Terang-terangan Utarakan Kesiapan Normalisasi dengan Israel
Upacara Gedung Putih menandai pergeseran publik Riyadh menuju Israel, sementara Washington meningkatkan dukungan militer, politik, dan ekonomi bagi Kerajaan
United States, FAKTAGLOBAL.COM — Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman memanfaatkan kunjungan tingkat tinggi ke Washington untuk menyampaikan salah satu pernyataan publik paling terang-terangan bahwa Riyadh siap bergerak menuju normalisasi dengan Israel.
Pesan tersebut disampaikan dari dalam Oval Office, di mana bin Salman tampil bersama Presiden AS Donald Trump dalam sesi interaksi dengan pers sebelum pertemuan tertutup.
Ketika ditanya tentang Abraham Accords, Putra Mahkota secara terbuka menyatakan bahwa Arab Saudi “ingin menjadi bagian dari Abraham Accords,” sambil menambahkan bahwa langkah tersebut membutuhkan “jalur yang jelas menuju solusi dua negara.”
Pernyataan tersebut menandai perubahan publik yang signifikan dalam posisi regional Riyadh, menunjukkan penyelarasan yang semakin terbuka dengan tujuan AS dan Israel.
Komentar bin Salman datang saat Washington dan Riyadh menunjukkan front bersatu dalam politik regional, meskipun kedua pemerintah menghadapi kecaman internasional yang meluas karena mendorong perang, blokade, dan pelanggaran HAM di seluruh Asia Barat.
Trump Lindungi Bin Salman Terkait Pembunuhan Khashoggi
Konferensi pers itu juga kembali mengangkat isu pembunuhan Jamal Khashoggi. Ketika para jurnalis menekan Putra Mahkota mengenai kasus tersebut, Trump dengan cepat mengalihkan sorotan, mengatakan:
“Hal-hal terjadi. Mohammed bin Salman tidak tahu apa-apa tentang itu. Jangan mempermalukan tamu kita.”
Kunjungan ini adalah perjalanan pertama bin Salman ke Amerika Serikat sejak pembunuhan Khashoggi pada 2018 — dibunuh oleh agen Saudi di dalam konsulat Kerajaan di Istanbul.
Khashoggi, warga negara Saudi namun juga merupakan penduduk tetap AS yang tinggal di Virginia, menjadi simbol kekejaman dan represi Riyadh.
Badan intelijen AS sebelumnya telah menyimpulkan bahwa bin Salman menyetujui penangkapan atau pembunuhan Khashoggi. Cara Trump menepis isu tersebut sekali lagi menegaskan kesediaan Washington untuk mengabaikan pelanggaran Saudi demi kepentingan geopolitik bersama.
Sambutan yang Terorkestrasi
Untuk menegaskan pentingnya kunjungan tersebut, Gedung Putih menyiapkan atraksi jet tempur yang melintas saat kedatangan bin Salman — sebuah pertunjukan yang jelas menggambarkan kemitraan militer yang dalam antara kedua pemerintah.
Pertunjukan itu menyoroti tingkat koordinasi AS–Saudi yang semakin erat, meskipun keduanya tetap terlibat dalam destabilisasi regional, mulai dari Yaman hingga Gaza dan Lebanon.
Gelombang Baru Kesepakatan AS–Saudi Senilai Hampir 1 Triliun Dolar
Kunjungan tersebut diakhiri dengan pengumuman paket kesepakatan ekonomi, militer, dan teknologi yang sangat luas:
Investasi Saudi di Amerika Serikat meningkat menjadi hampir $1 triliun, naik dari komitmen $600 miliar sebelumnya.
Perjanjian Pertahanan Strategis AS–Saudi baru ditandatangani untuk memperkuat koordinasi keamanan dan pencegahan regional.
Washington menyetujui paket persenjataan besar, termasuk pengiriman F-35 di masa depan dan hampir 300 tank buatan Amerika.
Kedua pihak merampungkan kerangka kerja sama nuklir sipil, membuka jalan bagi kolaborasi jangka panjang.
Kesepakatan juga dicapai dalam bidang mineral kritis, kecerdasan buatan, standar perdagangan, dan regulasi finansial.
Kesepakatan-kesepakatan ini semakin memperkuat integrasi Arab Saudi ke dalam sistem politik, militer, dan ekonomi Amerika — meskipun ada kecaman global atas peran Riyadh dalam perang regional dan represi internal. (PW)


