Dua Orang Gugur Dalam Serangan Drone Israel di Lebanon Selatan
Pendudukan Israel terus melanggar gencatan senjata setiap hari, dengan lebih dari 5.000 serangan terdokumentasi di wilayah Lebanon sejak November 2024
Lebanon, FAKTAGLOBAL.COM — Dua orang gugur dan beberapa lainnya terluka pada Hari Sabtu setelah pasukan pendudukan Israel (IOF) melancarkan serangkaian serangan drone baru di Lebanon selatan, menandai pelanggaran terbaru terhadap perjanjian gencatan senjata yang diumumkan pada November 2024.
Menurut koresponden Al Mayadeen di Lebanon selatan, sebuah drone Israel menargetkan kendaraan antara wilayah Jneim di timur Shebaa dan Rashaya al-Wadi, menewaskan kedua penumpangnya di tempat. Informasi tersebut dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Lebanon.
Sekitar satu jam sebelumnya, serangan drone Israel lainnya menghantam sebuah kendaraan di dekat Rumah Sakit Salah Ghandour di kota Bint Jbeil, Lebanon selatan, dengan menembakkan dua rudal yang melukai tujuh warga sipil, tambah kementerian itu.



Wilayah Sipil Terus Jadi Sasaran
Bint Jbeil telah berulang kali menjadi target agresi Israel. Pada akhir September, kota tersebut menjadi saksi pembantaian ketika drone Israel menyerang kendaraan sipil, menewaskan empat anggota keluarga Charara, termasuk tiga anak dan ayah mereka, Chadi Charara.
Ibu dan anak perempuan tertua masih dalam perawatan intensif, sementara seorang warga lain di kendaraan terpisah juga tewas.
Dalam kelanjutan serangan tersebut, sebuah quadcopter Israel menjatuhkan granat di kota Mays al-Jabal, sementara pada dini hari tadi pesawat Israel menargetkan alat berat eskavator di wilayah Kilo 9, Blida, distrik Marj’youn.
Pelanggaran Tanpa Henti Meski Ada Gencatan Senjata
Pada hari Jumat, pasukan pendudukan Israel melakukan beberapa serangan di Jabal al-Salhani, kota Shihin di distrik Tyre, dataran Khiam, dan bukit al-Hamamis.
Serangan ini mengikuti gelombang serangan udara pada Hari Kamis, yang menghantam berbagai area di Lebanon selatan, menewaskan satu warga dan melukai beberapa lainnya, serta menyebabkan kerusakan besar pada bangunan sipil.
Meskipun gencatan senjata pada November 2024, Israel terus melanggar setiap hari, dengan serangan udara, penembakan artileri, dan infiltrasi di kota-kota perbatasan yang berdekatan dengan wilayah Palestina yang diduduki.
Lebih dari 5.000 Pelanggaran Terdokumentasi Sejak November 2024
Data terbaru yang mencakup periode 27 November 2024 hingga 3 November 2025 menunjukkan terdapat 5.163 pelanggaran Israel terhadap kedaulatan Lebanon — melalui udara, darat, dan laut — semuanya dilakukan tanpa sanksi apa pun.
Rincian pelanggaran tersebut adalah sebagai berikut:
Udara: 2.850 serangan
Darat: 2.150 serangan
Laut: 163 serangan
Serangan-serangan ini telah menyebabkan syahidnya 309 warga Lebanon dan luka-luka pada 598 lainnya, disertai kerusakan luas pada rumah, infrastruktur, dan bisnis warga.
Eskalasi yang Mengancam Stabilitas Kawasan
Pengamat mencatat bahwa eskalasi berkelanjutan Israel terhadap Lebanon mencerminkan pengabaian sistematis terhadap hukum internasional dan perjanjian gencatan senjata, serta upaya untuk terus menekan Front Perlawanan di kawasan.
Dengan terus menargetkan zona pemukiman, fasilitas ekonomi, dan infrastruktur sipil, Israel tidak hanya memperdalam krisis kemanusiaan di Lebanon, tetapi juga menghambat setiap upaya untuk memulihkan stabilitas di perbatasan selatan.
Agresi yang terus-menerus ini, menurut para analis, menunjukkan bahwa strategi Israel telah bergeser dari upaya “penangkalan militer” menjadi “hukuman kolektif” — sebuah pelanggaran terang-terangan terhadap seluruh norma internasional. (FG)


