Elon Musk Sebut Uni Eropa “Membunuh Eropa Secara Perlahan,” Serukan Pembubarannya
Komentar miliarder teknologi itu muncul setelah UE menjatuhkan denda besar terhadap X, memicu kritik bahwa regulator Eropa menghambat kebebasan berekspresi dan menekan inovasi.
Eropa, FAKTAGLOBAL.COM — Komisi Eropa menjatuhkan denda sebesar €120 juta (US$163 juta) kepada platform X milik Elon Musk, menuduh perusahaan tersebut melanggar standar transparansi di bawah Undang-Undang Layanan Digital (Digital Services Act) 2022.
Komisi menilai sistem tanda centang biru X “menyesatkan,” menyoroti lemahnya transparansi iklan, dan menyatakan bahwa perusahaan gagal menyediakan akses data yang diwajibkan bagi para peneliti.
Musk Menanggapi: “Uni Eropa Harus Dibubarkan”
Dalam serangkaian unggahan setelah keputusan tersebut, Elon Musk melontarkan kritik tajam terhadap pendekatan regulasi Brussel. Ia menilai birokrasi UE semakin menekan Eropa dan mengekang inovasi.
“Birokrasi UE perlahan-lahan membunuh Eropa,” tulis Musk di platform X.
Ia menambahkan bahwa “UE harus dibubarkan dan kedaulatan dikembalikan kepada negara-negara masing-masing,” sambil menyebut blok tersebut sebagai “monster birokrasi.”
Musk sebelumnya juga menuduh institusi-institusi UE membangun sistem regulasi yang menghambat inovasi dan memberikan kontrol tidak proporsional terhadap platform digital.
Pejabat AS Mengecam Keputusan UE
Sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat segera membela Musk.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyebut keputusan itu sebagai “serangan terhadap platform teknologi Amerika oleh pemerintah asing.”
Wakil Presiden J.D. Vance berargumen bahwa UE menargetkan X karena platform tersebut “menolak terlibat dalam sensor.”
Duta Besar AS untuk UE Andrew Puzder menambahkan bahwa Washington “menentang sensor dan akan menantang regulasi yang memberatkan perusahaan-perusahaan AS di luar negeri.”
UE Pertahankan Keputusannya, Pejabat Eropa Balas Kritik Musk
Henna Virkkunen, Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa untuk Kedaulatan Teknologi, Keamanan, dan Demokrasi, membela denda tersebut, menyatakan:
“Menyesatkan pengguna dengan centang biru, menyembunyikan informasi iklan, dan menutup akses bagi peneliti tidak memiliki tempat di ruang digital UE.”
Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski menanggapi kritik Musk dengan komentar satir di media sosial, menulis:
“Pergi saja ke Mars. Di sana tidak ada sensor terhadap salam Nazi.”
Pernyataan ini merujuk pada tuduhan yang beredar di internet setelah Musk diduga melakukan salam Nazi saat perayaan pelantikan Presiden AS Donald Trump untuk masa jabatan keduanya pada Januari 2025. (FG)


