Gaza Terima 30 Jenazah Tahanan — Banyak Menunjukkan Tanda Penyiksaan
Tim medis menyatakan banyak dari jasad tersebut menunjukkan bukti jelas penyiksaan — mata tertutup, tangan terikat, bekas pukulan, dan indikasi eksekusi lapangan.
Palestina, FAKTABERITAGLOBAL.COM — Seiring berlanjutnya pertukaran dalam kerangka gencatan senjata, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan penerimaan 30 jenazah tambahan melalui Komite Internasional Palang Merah (ICRC), sehingga total jenazah yang diterima sejak kesepakatan dimulai mencapai 120.
Tim medis mengatakan bahwa banyak dari jenazah tersebut menunjukkan tanda-tanda penyiksaan — mata tertutup, tangan terikat, luka pukulan, dan indikasi eksekusi lapangan — yang menegaskan dugaan perlakuan sistematis selama penahanan dan pemindahan.
Jenazah Tiba Melalui ICRC; Rumah Sakit Berjuang untuk Identifikasi Korban
Pada hari Kamis, Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi bahwa 30 peti jenazah diserahkan melalui tim ICRC dan dipindahkan ke fasilitas rumah sakit untuk pemeriksaan dan pendokumentasian.
Staf forensik di Kompleks Medis Nasser dan rumah sakit lainnya melakukan triase, pencocokan sidik jari jika memungkinkan, serta identifikasi dasar, sementara keluarga mulai merespons panggilan untuk mengenali kerabat mereka.
Pejabat medis memperingatkan bahwa proses identifikasi tetap sulit mengingat kondisi jasad yang rusak parah dan kerusakan catatan serta barang-barang pribadi di seluruh Jalur Gaza.
Tanda-Tanda Mengerikan: Penyiksaan, Ikatan, dan Jejak Rantai Tank
Dokter dan pejabat Gaza melaporkan bahwa sejumlah besar jenazah yang diterima menunjukkan tanda-tanda kekerasan sistematis: mata tertutup dan bekas borgol, memar dan luka akibat pukulan, indikasi eksekusi lapangan, dan — dalam beberapa kasus — jejak lintasan rantai tank pada tubuh, yang menunjukkan kemungkinan penggilasan oleh kendaraan militer berat.
Beberapa laporan bahkan menggambarkan dugaan pengambilan organ, dengan jasad yang kemudian disumpal menggunakan bahan penyerap — gambaran yang oleh tenaga medis dan pekerja kemanusiaan disebut sebagai “mengerikan” dan menuntut investigasi independen secara menyeluruh.
Ketentuan Pertukaran dan Tantangan Pemulihan Jenazah
Dalam kerangka kesepakatan gencatan senjata, mekanisme pertukaran mencakup pengembalian jenazah Palestina secara bertahap, sementara Israel menerima tawanan hidup atau jasad mereka dalam proses paralel.
Hamas menyatakan telah menyerahkan semua jenazah yang dapat dijangkau; namun pemulihan jenazah di zona yang hancur dan tidak dapat diakses memerlukan peralatan khusus dan operasi pencarian besar-besaran.
Pihak Israel, pada saat yang sama, menuntut penyerahan lengkap dan pemeriksaan forensik di pihak mereka, memicu ketegangan terkait pelaksanaan dan sejumlah kasus yang belum terselesaikan.
Sorotan Hukum dan Tuntutan Akuntabilitas
Pejabat kesehatan dan pengamat hak asasi menekankan bahwa pola penyiksaan yang terlihat — jika dikonfirmasi melalui pemeriksaan forensik independen — dapat dianggap sebagai pelanggaran berat hukum humaniter internasional, termasuk perlakuan tidak manusiawi terhadap tahanan dan pembunuhan di luar proses hukum.
Gambaran yang tiba di Gaza membuka kembali luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat luas: di luar duka yang mendalam, kasus ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kondisi penahanan, akuntabilitas, dan nasib mereka yang masih hilang. Organisasi internasional dan tim forensik harus diberikan akses penuh untuk memeriksa jenazah dan mendokumentasikan bukti.
Seruan Bantuan dari Tim Medis Gaza
Pelayanan medis dan fasilitas pemulasaraan di Gaza yang kewalahan menyerukan bantuan teknis internasional: ahli forensik, peralatan rantai dingin, dukungan tes DNA, serta fasilitas aman untuk memproses dan menyerahkan jenazah kepada keluarga dengan bermartabat.
Otoritas Gaza juga menyerukan kepada ICRC dan pihak netral lainnya untuk mendorong transparansi dan memfasilitasi akses ke lokasi yang diduga masih terdapat jenazah terkubur di bawah reruntuhan.
Saksi dan Pejabat: Tuntutan akan Kebenaran
Keluarga, tenaga medis, dan pejabat perlawanan di Gaza menyerukan investigasi independen atas kondisi jenazah, serta menuduh pasukan Israel melakukan penyiksaan sistematis selama penahanan dan pemindahan.
Bagi banyak warga Gaza, temuan ini memperkuat keyakinan akan adanya proyek dehumanisasi yang disengaja — dan kebutuhan mendesak akan pengawasan hukum serta pertanggungjawaban internasional.
Tiba kembalinya 30 jenazah — banyak di antaranya menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan pembunuhan di luar hukum — menjadi babak pahit setelah berbulan-bulan perang.
Saat rumah sakit Gaza bekerja di bawah tekanan berat untuk mengidentifikasi dan menyerahkan jenazah kepada keluarga yang berduka, komunitas internasional dituntut untuk mendukung verifikasi forensik, bantuan kemanusiaan, dan proses imparsial untuk mencari kebenaran dan keadilan.
Bagi keluarga dan bangsa, tuntutan tetap jelas dan tak tergoyahkan: pemakaman yang bermartabat, jawaban yang transparan, dan keadilan bagi mereka yang dirampas. (FBG)