Hizbullah Tegaskan Keteguhan Perlawanan dalam Pemakaman Syahid Sayyed Abu Ali
Hizbullah menegaskan bahwa operasi pembunuhan Israel hanya akan memperkuat Perlawanan dan meneguhkan komitmennya untuk membela kedaulatan Lebanon
Lebanon, FAKTAGLOBAL.COM — Ribuan pendukung Hizbullah dan Perlawanan berkumpul pada Senin di Dahieh, Suburb Selatan Beirut, untuk menghadiri pemakaman komandan senior Hizbullah Haitham al-Tabatabai, yang dikenal sebagai Sayyed Abou Ali, beserta beberapa rekannya yang gugur bersamanya dalam serangan udara terbaru Israel terhadap Lebanon.
Prosesi yang diwarnai dengan seruan lantang dan tampilan persatuan ini menegaskan duka kolektif sekaligus keteguhan tekad Perlawanan Lebanon dalam menghadapi agresi Israel yang terus berlanjut.
Komandan yang Dihormati sebagai Pilar Perlawanan
Upacara pemakaman menampilkan pidato utama oleh Sheikh Ali Daamoush, Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, yang memuji Martir Tabatabai sebagai salah satu tokoh militer paling berpengaruh dalam perjuangan modern Lebanon melawan pendudukan dan agresi Israel.
“Dengan kehormatan dan kebanggaan, kita melepas kepergian komandan besar Haitham al-Tabatabai dan para rekannya, para martir untuk Lebanon dan rakyatnya,” ujar Sheikh Daamoush di hadapan para pelayat.
Ia menggambarkan Tabatabai sebagai sosok sentral dalam setiap konfrontasi besar, menyebutnya sebagai “salah satu arsitek pembebasan dan kemenangan.” Daamoush menekankan bahwa komandan itu memainkan peran strategis dalam memimpin pertempuran Ahl al-Ba’s (People of Might) dan merupakan salah satu komandan lapangan paling dihormati di generasinya.
Tabatabai, tambahnya, telah menerima berbagai pujian dari Sekretaris Jenderal yang Gugur, Sayyed Hassan Nasrallah, sebuah penegasan atas efektivitasnya di medan tempur dan komitmennya yang mendalam terhadap Perlawanan.
Pembunuhan Israel Bertujuan Melemahkan Perlawanan — Namun Gagal
Menanggapi serangan udara Israel yang menewaskan Tabatabai, Daamoush menyatakan bahwa tujuannya jelas: mengguncang Hizbullah dan melemahkan Perlawanan pada momen yang krusial.
Namun, tegasnya, perhitungan penjajah itu keliru.
“Israel percaya bahwa membunuh para pemimpin akan melemahkan Perlawanan,” katanya. “Namun kita justru semakin kuat melalui para martir kita.”
Daamoush menegaskan bahwa pekerjaan, rencana, dan visi strategis Tabatabai akan terus berjalan, dan bahwa Hizbullah memiliki “para lelaki yang mampu memikul tanggung jawab, apa pun pengorbanannya.”
Ia memastikan bahwa kemampuan, disiplin, dan tekad Perlawanan tetap utuh, dan bahwa tidak ada pembunuhan terarah yang dapat memaksa Hizbullah mundur.
Sikap terhadap Gencatan Senjata dan Kewajiban Nasional
Dalam pidatonya, Sheikh Daamoush juga membahas lanskap politik yang lebih luas, menegaskan bahwa Hizbullah tidak akan berurusan dengan usulan atau proses negosiasi apa pun selama Israel terus melanggar gencatan senjata dan meningkatkan agresinya.
Ia menegaskan bahwa negara Lebanon memiliki kewajiban untuk melindungi rakyatnya, membela kedaulatan, dan menolak tekanan atau syarat yang dipaksakan pihak asing.
Daamoush mengkritik kinerja pemerintah, mengatakan bahwa konsesi yang dibuat di bawah pengaruh eksternal tidak menghasilkan apa pun yang berarti bagi negara ataupun warganya.
Ia mengulangi komitmen Hizbullah terhadap misinya, menegaskan bahwa gerakan ini akan terus menapaki jalan para martir hingga seluruh tujuan pembebasan dan pertahanan nasional tercapai.
Perpisahan yang Menguatkan Barisan
Kehadiran massa yang besar di seluruh Suburb Selatan menjadi pesan nyata dan tegas: kampanye pembunuhan Israel tidak melemahkan Perlawanan Lebanon — justru memperbarui tekadnya.
Saat jenazah Martir Haitham al-Tabatabai dan para rekannya diantar ke peristirahatan terakhir, seruan yang bergema di Beirut bukan hanya tentang duka, tetapi tentang keteguhan, kesetiaan, dan komitmen untuk terus melawan agresi Israel di setiap front. (PW)



