Iran, Rusia, dan China Akan Resmi Umumkan Berakhirnya Resolusi DK PBB 2231
Teheran menegaskan bahwa sanksi “snapback” AS-Uni Eropa tidak memiliki dasar hukum, sementara lebih dari 121 negara mendukung penghentian resmi pembatasan terhadap Iran.
Iran, FAKTAGLOBAL.COM – Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Kazem Gharibabadi, mengumumkan bahwa Iran, Rusia, dan China akan secara bersama-sama menyampaikan surat resmi kepada Sekretaris Jenderal PBB dan Presiden Dewan Keamanan, guna menandai berakhirnya secara resmi Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.
Gharibabadi menekankan bahwa langkah terkoordinasi ini bertujuan untuk menegaskan penutupan hukum dan politik atas resolusi tersebut, yang selama ini digunakan oleh kekuatan Barat untuk menekan program nuklir Iran.
Ia menjelaskan bahwa dalam Pertemuan Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok (NAM), lebih dari 121 negara menegaskan bahwa resolusi tersebut harus secara resmi dinyatakan berakhir — menunjukkan dukungan internasional yang luas terhadap posisi Iran.
Teheran Tolak Sanksi ‘Snapback’ Barat dan Isyaratkan Perubahan di IAEA
Gharibabadi dengan tegas menolak mekanisme “snapback” yang digagas Amerika Serikat dan Eropa, menyatakannya sebagai batal secara hukum dan tidak mengikat.
“Sanksi-sanksi ini tidak memiliki legitimasi. Negara-negara anggota PBB tidak berkewajiban untuk menerapkannya,” tegasnya.
Ia juga mencatat bahwa dengan berakhirnya Resolusi 2231, status Iran di Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan berubah secara fundamental.
“Direktur Jenderal IAEA tidak lagi diwajibkan melaporkan mengenai JCPOA,” katanya, menandakan niat Iran untuk beroperasi sepenuhnya berdasarkan kerangka nasional dan kewajiban NPT — bebas dari manipulasi politik Barat.
Seiring Iran—bersama kekuatan utama seperti Rusia dan China—menutup bab pengawasan Dewan Keamanan, pesan geopolitik yang muncul menjadi jelas:
Era pemaksaan Barat telah berakhir, dan mayoritas dunia kini berdiri bersama negara-negara berdaulat yang menjalankan haknya—tanpa tunduk pada tekanan Amerika atau Israel.
(FG)