Iran-Rusia Tegaskan Kembali Hubungan Strategis, Tolak Eksploitasi Kesepakatan Nuklir
Teheran dan Moskow tekankan kesatuan dalam kedaulatan Suriah, berjanji melawan tekanan Barat dan sanksi ilegal
Iran, FAKTAGLOBAL.COM – Iran dan Rusia menegaskan kembali kemitraan strategis mereka dan penentangan bersama terhadap campur tangan Barat, menekankan posisi bersatu mereka dalam menjaga kedaulatan Suriah dan menolak setiap upaya untuk mengeksploitasi kesepakatan nuklir guna memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran.
Penegasan tersebut disampaikan dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dan Alexander Lavrentiev, Perwakilan Khusus Presiden Rusia untuk Suriah, yang diadakan di Teheran pada hari Senin.
Sikap Bersama Menentang Eksploitasi Politik atas Kesepakatan Nuklir
Dalam pembicaraan itu, Menteri Araghchi menyampaikan apresiasi atas posisi Rusia yang “tegas dan berprinsip” di Dewan Keamanan PBB, khususnya atas penolakannya terhadap upaya negara-negara Barat untuk menyalahgunakan mekanisme penyelesaian sengketa JCPOA sebagai alat untuk menghidupkan kembali resolusi yang telah kedaluwarsa terkait program nuklir Iran.
Araghchi menegaskan bahwa manipulasi semacam itu “ilegal dan bermotif politik,” serta merusak hukum internasional dan kepercayaan yang diperlukan bagi keterlibatan diplomatik.
Sementara itu, Lavrentiev menegaskan kembali komitmen Moskow untuk memperdalam koordinasi strategis dengan Teheran, mencatat bahwa Iran dan Rusia memiliki “pemahaman bersama” tentang perkembangan global dan regional utama.
“Kemitraan kami didasarkan pada prinsip, bukan tekanan,” kata Lavrentiev, seraya menekankan bahwa dialog berkelanjutan antara Teheran dan Moskow tetap penting bagi stabilitas regional dan kerja sama multipolar.
Kesatuan dalam Kedaulatan dan Integritas Teritorial Suriah
Kedua pihak menegaskan posisi bersama mereka mengenai Suriah, menekankan perlunya menjaga kedaulatan, integritas teritorial, dan kesatuan negara tersebut di tengah agresi Barat dan Israel yang terus berlangsung.
Mereka juga menyerukan agar Suriah tidak dijadikan pusat bagi terorisme, menegaskan kembali bahwa campur tangan eksternal dan kehadiran pasukan pendudukan tetap menjadi hambatan utama bagi perdamaian dan rekonstruksi.
Teheran dan Moskow berjanji untuk melanjutkan konsultasi tingkat tinggi mengenai Suriah dan isu regional lainnya, menegaskan bahwa setiap penyelesaian harus menghormati kehendak rakyat Suriah dan menjunjung tinggi prinsip hukum internasional.
Teheran Tingkatkan Koordinasi Melawan Tekanan Barat
Di tengah meningkatnya tekanan ekonomi dan politik dari negara-negara Barat, Iran semakin memperkuat kemitraannya dengan Rusia, China, dan negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (NAM) untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai kebijakan koersif ilegal.
Araghchi menegaskan bahwa negara-negara tersebut tengah berkoordinasi erat untuk “menetralisir tindakan sepihak Uni Eropa” dan mempertahankan multilateralisme yang sejati melawan dominasi Barat.
Komunike Kampala dari NAM menegaskan kembali posisi Teheran, menegaskan bahwa Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB tetap sah dan mengikat, serta bahwa semua pembatasan terkait nuklir harus dicabut sepenuhnya sesuai tenggat 18 Oktober yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir.
Memperkuat Ketahanan Ekonomi dan Dalam Negeri Iran
Di dalam negeri, Wakil Menteri Luar Negeri Hamid Ghanbari mengumumkan bahwa Iran telah mengadopsi strategi “tanggapan ekonomi aktif” untuk mengurangi dampak sanksi dan memperkuat ketahanan internal.
“Jika ekonomi domestik kuat, Iran akan memiliki posisi lebih unggul di meja perundingan,” ujar Ghanbari, menekankan pentingnya membangun kemandirian ekonomi dan ketahanan strategis.
Kebijakan baru Teheran berfokus pada diversifikasi mitra dagang, memperluas jaringan regional, dan melindungi mata pencaharian warganya dari dampak tekanan eksternal — strategi yang selaras dengan doktrin ekonomi perlawanan Iran.
Poros Strategis Kemandirian
Koordinasi yang diperbarui antara Teheran dan Moskow menyoroti pergeseran geopolitik yang lebih luas menuju kerja sama di antara negara-negara merdeka yang menentang hegemoni Barat.
Dengan memperkuat hubungan strategis, Iran dan Rusia menegaskan tatanan global multipolar yang dibangun atas dasar kedaulatan, kesetaraan, dan saling menghormati — yang berdiri berseberangan dengan unilateralisme Amerika Serikat dan sekutunya. (FG)