Iran Tolak Solusi Dua Negara dalam Pernyataan Akhir KTT Doha
Teheran tegaskan dukungan teguh pada Palestina, kecam genosida dan pendudukan Israel, tolak inisiatif solusi dua negara, serta nyatakan AS tak layak menjadi mediator karena terlibat kejahatan Israel
Iran, FAKTABERITAGLOBAL.COM – Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin malam mengeluarkan catatan resmi yang memperjelas sikap Teheran terhadap pernyataan akhir KTT luar biasa Arab-Islam di Doha yang digelar pada 15 September 2025.
Iran menegaskan kembali “dukungan yang tak tergoyahkan” terhadap hak melekat rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan mengecam “kejahatan brutal” yang dilakukan rezim pendudukan Israel.
Teheran menekankan bahwa dukungan pada Palestina tidak akan pernah luntur dalam kondisi apa pun, sambil menegaskan kembali bahwa kejahatan Israel di Gaza merupakan genosida dan terorisme negara yang sistematis.
Penolakan atas Solusi Dua Negara
Sambil mengakui adanya berbagai inisiatif yang tercantum dalam pernyataan KTT, termasuk “Deklarasi New York” dan Inisiatif Perdamaian Arab, Iran dengan tegas menolak apa yang disebut sebagai “solusi dua negara.”
Teheran menyatakan bahwa pendekatan tersebut tidak akan mampu menyelesaikan persoalan Palestina.
Sebaliknya, Iran menegaskan bahwa satu-satunya solusi yang adil dan berkelanjutan adalah pembentukan satu negara demokratis di seluruh Palestina, yang dibentuk melalui referendum nasional dengan partisipasi seluruh warga Palestina — baik yang berada di dalam maupun di luar wilayah pendudukan — tanpa terkecuali.
Karena itu, Iran melepaskan diri dari setiap rujukan pada konsep seperti “Yerusalem Timur,” “perbatasan 1967,” atau istilah serupa yang dimuat dalam pernyataan akhir KTT Doha.
AS Mendukung Kejahatan Israel
Sembari mengapresiasi upaya tanpa lelah dari Qatar dan Mesir untuk mencapai gencatan senjata segera serta meringankan penderitaan rakyat Palestina, Iran dengan tajam mengkritik peran Washington.
Pernyataan itu menegaskan bahwa “kebijakan dan tindakan Amerika Serikat pada praktiknya justru mempertahankan dan memperkuat agresi Israel terhadap bangsa Palestina.”
Menurut Teheran, kenyataan ini membuat AS tidak bisa dianggap sebagai pihak yang kredibel atau netral dalam mendorong perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Sebaliknya, Iran menekankan bahwa adalah tanggung jawab bersama komunitas internasional untuk menegakkan hukum internasional, mendukung perlawanan Palestina, dan melindungi hak-hak tak terpisahkan rakyat Palestina.
Kementerian Luar Negeri Iran meminta agar keberatan-keberatan yang diajukan Iran secara resmi dicatat dalam laporan akhir KTT tersebut. (FBG)