Israel Ancam Serang Rumah Sipil di Lebanon Selatan Meski Pemeriksaan Buktikan Tak Ada Senjata
Langkah ini memicu kemarahan publik, dengan warga setempat mengecam apa yang mereka sebut sebagai tindakan musuh Israel yang merendahkan dan penuh pemaksaan.
Lebanon, FAKTAGLOBAL.COM — Pasukan pendudukan Israel mengancam sebuah bangunan tempat tinggal warga sipil di kota Yanooh, Lebanon selatan, yang terletak dekat markas UNIFIL, meskipun pemeriksaan resmi oleh Tentara Lebanon dan UNIFIL memastikan tidak ditemukannya senjata apa pun, menurut laporan koresponden Al-Manar.
Insiden ini terjadi setelah adanya permintaan yang disampaikan melalui apa yang disebut sebagai “Komite Mekanisme”, yang meneruskan klaim Israel tentang dugaan keberadaan senjata di dalam sebuah rumah warga.
Menanggapi permintaan tersebut, pasukan gabungan Tentara Lebanon dan UNIFIL melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap rumah itu dan tidak menemukan senjata sama sekali.
Meski hasilnya jelas, Israel tetap menuntut pemeriksaan ulang, kembali menggunakan Komite Mekanisme sebagai saluran, sementara sebuah drone Israel yang bersifat agresif terbang di atas lokasi, meningkatkan ketegangan dan intimidasi.
Pemeriksaan Tanpa Senjata Membongkar Klaim Palsu Israel
Langkah ini memicu kemarahan luas di kalangan warga setempat, yang mengecam apa yang mereka gambarkan sebagai perlakuan musuh Israel yang merendahkan dan memaksa, serta menuduhnya berupaya menjadikan Tentara Lebanon sebagai alat pelaksana perintah Israel.
Warga secara tegas menolak untuk menanggapi tuntutan pemeriksaan ulang tersebut.
Laporan lanjutan mengonfirmasi bahwa unit Tentara Lebanon akan tetap dikerahkan di sekitar rumah yang telah diperiksa hingga pagi hari, guna melindunginya dari potensi agresi Israel.
Para pejabat juga membantah klaim yang beredar tentang adanya permintaan baru untuk pemeriksaan ulang, dan menegaskan bahwa informasi tersebut sepenuhnya tidak benar.
Insiden ini menyoroti pelanggaran berkelanjutan Israel terhadap kedaulatan Lebanon, yang dilakukan di bawah perlindungan politik Barat dan dukungan Amerika Serikat, serta penggunaan taktik intimidasi terhadap warga sipil, bahkan ketika tuduhan Israel berulang kali terbukti tidak berdasar. (FG)


