Israel Serang Pinggiran Beirut, 5 Orang Syahid 28 Terluka
Serangan di Haret Hreik menandai pelanggaran serius terhadap gencatan senjata abal-abal, sementara Lebanon memperingatkan ancaman ketidakstabilan regional
Lebanon, FAKTAGLOBAL.COM — Pasukan pendudukan Israel melancarkan serangan udara mematikan di Wilayah Selatan Beirut pada Minggu, menewaskan lima warga sipil dan melukai 28 lainnya. Pemerintah Lebanon menyebut serangan ini sebagai pelanggaran terang-terangan dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap gencatan senjata yang disebut-sebut masih berlaku.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengonfirmasi jumlah korban tersebut dalam pernyataan resminya, mengungkapkan bahwa serangan Israel menargetkan lantai empat dan lima sebuah bangunan tempat tinggal di Jalan al-Areed, kawasan Haret Hreik — area padat penduduk di Dahia.
Serangan ini dilakukan dengan dalih menargetkan seorang “komandan penting Hizbullah,” melanjutkan pola lama Israel yang membenarkan agresinya dengan klaim-klaim tanpa verifikasi.
Pelanggaran Serius di Tahun yang Penuh Pelanggaran Israel
Serangan ini merupakan eskalasi berbahaya dalam rangkaian lebih dari 5.000 pelanggaran gencatan senjata yang diberlakukan tahun lalu antara pemerintah Lebanon dan Israel.
Warga setempat menggambarkan serangan hari Minggu itu sebagai salah satu yang paling brutal sejak dimulainya kampanye Israel terhadap Lebanon Selatan dan Lembah Beqaa.
Selain serangan di Beirut, pasukan Israel juga melancarkan serangan drone terhadap kota Aita al-Shaab di distrik Bint Jbeil, menewaskan seorang warga sipil setelah menargetkan sebuah kendaraan.
Sebuah pesawat pengintai Israel juga menjatuhkan bom di dekat mata air bersejarah di Odaisseh, semakin memperburuk ketegangan di sepanjang perbatasan.
Presiden Lebanon: Israel Menolak Perdamaian dan Hukum Internasional
Presiden Lebanon Joseph Aoun mengecam serangan tersebut sebagai bukti lain bahwa Israel mengabaikan resolusi internasional dan seruan global untuk menahan diri dari eskalasi.
“Serangan Israel di wilayah selatan Beirut membuktikan bahwa mereka tidak memedulikan seruan untuk menghentikan agresi, dan bahwa mereka menolak upaya apa pun untuk mengembalikan stabilitas — bukan hanya bagi Lebanon, tetapi bagi seluruh kawasan.”
Presiden Aoun menekankan bahwa Lebanon telah mematuhi penghentian permusuhan selama hampir satu tahun dan telah mengajukan berbagai inisiatif untuk mencegah eskalasi. Ia menyerukan komunitas internasional untuk “memikul tanggung jawabnya” dan menghadang agresi Israel sebelum situasi semakin memburuk.
Perdana Menteri: Persatuan Nasional Diperlukan Menghadapi Agresi Israel
Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam juga mengecam serangan tersebut, menegaskan bahwa agresi ini menuntut persatuan di dalam pemerintah dan lembaga-lembaga negara.
“Melindungi rakyat Lebanon dan mencegah negara terjerumus ke situasi yang berbahaya adalah prioritas pemerintah pada saat genting ini.”
Salam menegaskan bahwa Lebanon akan terus menempuh jalur politik dan diplomatik bersama negara-negara sahabat untuk memaksa penghentian agresi Israel, memastikan penarikan pasukan pendudukan dari wilayah Lebanon, dan menjamin pembebasan para tahanan Lebanon.
Ia menambahkan bahwa stabilitas yang langgeng hanya dapat dicapai melalui penerapan penuh Resolusi 1701 PBB, memperluas otoritas negara di seluruh wilayah Lebanon, dan memungkinkan Tentara Lebanon menjalankan perannya secara efektif.
Provokasi Terencana di Tengah Eskalasi Israel yang Didukung AS
Serangan di kawasan pemukiman Beirut ini merupakan bagian dari kampanye Israel yang lebih luas — dan didukung penuh Amerika Serikat — untuk memaksakan aturan bentrokan baru di Lebanon.
Dengan Washington terus memberikan perlindungan diplomatik dan militer kepada Israel, rezim pendudukan tersebut semakin giat melancarkan serangan lintas batas meski ada ketentuan gencatan senjata — sebuah pola yang dipahami banyak pihak sebagai provokasi sengaja untuk mengacaukan kawasan.
Seiring meningkatnya korban kemanusiaan, para pejabat Lebanon memperingatkan bahwa agresi Israel yang dibiarkan tanpa hambatan dapat memicu konfrontasi yang lebih luas di Asia Barat. (FG)


