Keluarga Ungkap Berlanjutnya Penyiksaan Mengerikan terhadap Marwan Barghouti
Kesaksian baru mengungkap kekejaman di dalam penjara Israel saat kampanye global untuk pembebasan Barghouthi semakin meluas
Palestina, FAKTAGLOBAL.COM — Keluarga pemimpin Palestina yang dipenjara, Marwan Barghouthi, mengungkapkan rincian baru yang mengerikan mengenai penyiksaan berat yang dialaminya di dalam penjara Israel.
Qassam Barghouthi, putra sang pemimpin tahanan, mengatakan bahwa seorang mantan tahanan memberi tahu dirinya pada Jumat pagi bahwa ayahnya mengalami “tulang-tulang yang dihancurkan, gigi patah, tulang rusuk dan jari-jari yang patah, serta hilangnya sebagian telinga” akibat serangan berulang-ulang.
Menggambarkan ketakutan yang terus menghantui keluarga mereka, Qassam bertanya: “Apa yang harus kami lakukan? Kepada siapa kami berbicara? Kepada siapa kami meminta pertolongan? Kami hidup dalam mimpi buruk ini setiap hari.”
Kampanye Internasional Meluas, Mendesak Pembebasan Barghouthi
Kesaksian ini muncul di tengah meluasnya kampanye global yang menyerukan pembebasan Barghouthi. Kampanye tersebut dipimpin keluarganya dengan dukungan organisasi masyarakat sipil di Inggris, bertujuan menempatkan kasusnya di garis depan diskusi politik dan diplomatik yang diperkirakan akan mengiringi fase setelah gencatan senjata di Gaza.
Sebuah laporan yang diterbitkan The Guardian oleh editor diplomatik Patrick Wintour menyoroti bahwa lebih dari 200 tokoh budaya berpengaruh telah menandatangani surat yang menuntut pembebasan Barghouthi.
Pemimpin yang dipenjara itu dipandang secara luas sebagai sosok yang mampu mempersatukan faksi-faksi Palestina dan memimpin gerakan pembebasan nasional yang diperbarui.
Tokoh-Tokoh Global Terkenal Serukan Pembebasannya
Para penandatangan meliputi penulis, seniman, dan figur publik ternama dunia seperti Margaret Atwood, Ian McEwan, Zadie Smith, Benedict Cumberbatch, Tilda Swinton, Sir Ian McKellen, dan Mark Ruffalo.
Ikon musik seperti Sting, Paul Simon, Brian Eno, dan Annie Lennox juga mendukung seruan tersebut, bersama seniman internasional Ai Weiwei, sutradara Sir Richard Eyre, dan miliarder Richard Branson.
Menurut The Guardian, penolakan Israel untuk membebaskan Barghouthi tampaknya tidak berkaitan dengan pertimbangan keamanan, tetapi lebih karena kekhawatiran terhadap pengaruh politik besar yang mungkin ia miliki terhadap masa depan kepemimpinan Palestina dan arah kerangka solusi dua negara.
Penahanan Panjang Barghouthi dan Pengaruh yang Tetap Bertahan
Barghouthi, kini berusia 66 tahun, telah menghabiskan 23 tahun dalam tahanan Israel setelah melalui proses peradilan yang banyak dikutuk sebagai tidak adil dan cacat hukum. Ia adalah anggota Dewan Legislatif Palestina saat ditangkap, dan hingga kini tetap menjadi salah satu pemimpin Palestina paling populer, secara konsisten menduduki peringkat teratas dalam survei opini publik sebagai figur paling layak memimpin fase politik berikutnya.
Ditangkap pada 15 April 2002 di Ramallah, ia dijatuhi hukuman lima kali penjara seumur hidup dan tambahan 40 tahun pada 2004.
Dengan semakin banyaknya kesaksian penyiksaan serta kampanye internasional yang berkembang pesat, perhatian kini tertuju pada apakah komunitas internasional akan mengambil langkah nyata untuk mengakhiri penderitaan Barghouthi dan memastikan pembebasan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam gerakan tahanan Palestina. (FG)


