Kepala IRGC: Iran Percepat Program Rudal Siluman
Teheran Soroti Pelajaran dari Perang 12 Hari, Tegaskan Konfrontasi Masa Depan Akan Dihadapi dengan Kemampuan Lebih Besar
Iran, FAKTAGLOBAL.COM – Mayor Jenderal Mohammad Pakpour, komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), mengumumkan bahwa Iran tengah mempercepat pengembangan sistem rudal berteknologi siluman. Ia menegaskan bahwa setiap tindakan agresi baru oleh rezim Israel atau Amerika Serikat akan dibalas dengan reaksi yang jauh lebih keras dan lebih menentukan.
Berbicara di Universitas Imam Hussein (AS) dalam rangka peringatan Hari Mahasiswa, Pakpour mengatakan bahwa konflik 12 hari pada bulan Juni — yang dipicu Israel dan kemudian diikuti oleh Amerika Serikat — telah dikaji secara menyeluruh oleh institusi militer Iran.
Ia menegaskan bahwa perang tersebut bukan hanya konfrontasi dengan rezim Zionis, tetapi juga melibatkan kekuatan Amerika, Eropa, dan sejumlah negara Barat lainnya.
“Itu adalah perang teknologi,” ujarnya, menekankan bahwa Iran pada dasarnya menghadapi koalisi teknologi global yang berdiri di belakang Israel.
Kecerdasan Buatan Berperan Sentral bagi Kedua Pihak
Pakpour mengungkapkan bahwa Iran dan musuh-musuhnya sama-sama menggunakan kecerdasan buatan (AI) secara intensif dalam pelacakan, pemantauan, dan identifikasi target selama perang tersebut.
Hal ini, katanya, menunjukkan bahwa wajah peperangan modern telah bergeser ke ranah teknologi tinggi, di mana Iran harus menjaga adaptabilitas dan ketangguhannya.
Ia memperingatkan bahwa musuh kini berusaha memperbaiki kelemahan mereka yang terbuka selama perang, dan karena itu Iran pun harus memetakan celahnya sendiri sambil mengantisipasi langkah teknologi yang akan ditempuh lawan.
Iran Tingkatkan Pertahanan Udara dan Kemampuan Rudal Siluman
Komandan IRGC itu menekankan peran penting Universitas Imam Hussein (AS) dan pusat-pusat ilmiah lainnya dalam mengembangkan perlengkapan, peralatan, dan persenjataan canggih bagi angkatan bersenjata.
Ia menegaskan bahwa Iran harus membuat lompatan besar dalam pertahanan udara, teknologi siluman, dan daya tahan rudal, dengan berkata:
“Jika Iran membekali rudalnya dengan kemampuan siluman, kemampuan mereka menembus perisai pertahanan rezim Zionis akan meningkat jauh.”
Pakpour menambahkan bahwa memperkuat arsitektur deterensi Iran merupakan keharusan selama kekuatan-kekuatan bermusuhan terus menargetkan Republik Islam.
Israel dan AS Lancarkan Perang Ilegal dan Tanpa Provokasi
Pada 13 Juni, Israel melancarkan serangan tanpa provokasi terhadap Iran, membunuh sejumlah komandan senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.
Lebih dari seminggu kemudian, Amerika Serikat memperluas eskalasi dengan membom tiga fasilitas nuklir Iran — tindakan yang dikecam Iran sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan Traktat Non-Proliferasi Nuklir.
Sebagai tanggapan, angkatan bersenjata Iran menyerang titik-titik strategis jauh di wilayah pendudukan Palestina serta Pangkalan Udara al-Udeid milik AS di Qatar, pangkalan terbesar Amerika di Asia Barat.
Pada 24 Juni, Iran mengumumkan bahwa operasi balasan tersebut berhasil menghentikan agresi ilegal tersebut.
Teheran: Setiap Serangan Baru Akan Dibalas Lebih Menghancurkan
Para pejabat militer senior Iran berulang kali memperingatkan bahwa setiap agresi baru dari Israel atau Amerika Serikat akan dibalas dengan pukulan yang lebih kuat.
Pakpour kembali menegaskan hal tersebut, dengan menyatakan bahwa musuh sepenuhnya memahami konsekuensi dari langkah gegabah apa pun:
“Jika mereka mencoba melakukan tindakan agresi, responsnya akan lebih keras dan lebih menghancurkan daripada sebelumnya.”
Ia menambahkan bahwa kesimpulan ini kini telah menjadi bagian dari penilaian strategis Israel dan Amerika sendiri. (FG)


