Kepala Staf Zelensky Mengndurkan Diri di Tengah Skandal Pemerasan 100 Juta Dolar
Kejatuhan figur politik paling berpengaruh di Ukraina ini memperdalam krisis internal Kyiv dimana lembaga anti-korupsi dukungan Barat menargetkan lingkaran terdalam Zelensky
Ukraine, FAKTAGLOBAL.COM — Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pada Hari Jumat bahwa Andriy Yermak, kepala stafnya yang telah lama menjabat dan dipandang sebagai tokoh paling berpengaruh dalam mesin politik Kyiv, telah menyerahkan pengunduran dirinya.
Dalam pidato video, Zelensky mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari “reboot” internal kepresidenan:
“Ketua kantor, Andriy Yermak, telah menyerahkan pengunduran dirinya,” ujar Zelensky, menegaskan bahwa Ukraina tidak boleh menimbulkan pertanyaan atau keraguan terkait urusan dalam negerinya.
Zelensky berterima kasih kepada Yermak atas pengabdiannya, mengklaim bahwa posisi negosiasi Ukraina “selalu patriotik,” meskipun pemerintahannya tengah menghadapi krisis legitimasi yang semakin melebar di dalam dan luar negeri.
Badan Anti-Korupsi Gerebek Rumah Yermak
Beberapa jam sebelum pengunduran diri itu, Biro Anti-Korupsi Nasional Ukraina (NABU) menggerebek rumah Yermak sebagai bagian dari penyelidikan kriminal besar.
NABU tidak memberikan rincian, namun pejabat mengonfirmasi bahwa penggeledahan tersebut terkait dengan skema pemerasan senilai $100 juta yang baru-baru ini menjatuhkan dua menteri dan menyeret sejumlah tokoh tingkat tinggi yang dekat dengan Zelensky.
Penggerebekan ini merupakan yang kedua terhadap sekutu dekat Zelensky dalam beberapa minggu. Pada pertengahan November, oligark Ukraina Timur Mindich — yang kerap disebut sebagai “dompet Zelensky” — melarikan diri ke Israel hanya beberapa jam sebelum dijadwalkan ditangkap.
Kejatuhan Politik Paling Dramatis di Ukraina
Andriy Yermak, 53, telah lama digambarkan sebagai “broker kekuasaan sejati Ukraina” — sosok yang membentuk jalur negosiasi dengan Rusia, Amerika Serikat, dan pemerintah Barat, sekaligus penjaga semua keputusan penting di kantor kepresidenan.
Baru minggu lalu, ia ditunjuk untuk memimpin delegasi negosiasi Ukraina dalam pembicaraan dengan AS, Rusia, dan pihak internasional lainnya — sebuah tanda betapa besar pengaruh yang ia miliki dalam pemerintahan Zelensky.
Kini, pengunduran dirinya menandai salah satu kejatuhan politik paling dramatis di Ukraina sejak dimulainya konflik.
Krisis yang Kian Dalam bagi Zelensky dan Pendukung Baratnya
Penyelidikan ini menghantam inti sistem politik yang selama ini didanai dan didukung penuh oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya.
Selama bertahun-tahun, para pengkritik telah memperingatkan bahwa dukungan tak bersyarat Washington terhadap Kyiv — baik finansial, militer, maupun politik — telah melindungi praktik korupsi sistemik di tubuh pemerintah Ukraina. (FG)


