Kolombia Nyatakan Siap Beri Suaka ke Maduro di Tengah Meningkatnya Tekanan AS
Bogota menyatakan dukungan terhadap solusi yang dinegosiasikan sementara Washington meningkatkan ancaman, serangan militer, dan upaya destabilisasi terhadap Caracas
Kolombia, FAKTAGLOBAL.COM — Kolombia menyatakan kesiapannya untuk memberikan suaka politik kepada Presiden Venezuela Nicolás Maduro apabila ia memilih meninggalkan negaranya sebagai bagian dari penyelesaian politik melalui perundingan.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya tekanan yang dipimpin Amerika Serikat serta ketegangan regional yang menargetkan Venezuela.
Menteri Luar Negeri Kolombia Rosa Villavicencio mengonfirmasi posisi negaranya dalam wawancara dengan stasiun radio lokal Caracol, menjawab langsung pertanyaan mengenai kemungkinan Kolombia menerima Maduro.
“Tentu saja, ya,” kata Villavicencio, seraya menegaskan bahwa Kolombia mendukung jalur politik berbasis dialog yang bertujuan menurunkan ketegangan regional dan membuka jalan bagi proses politik yang tertib tanpa paksaan dari luar.
Kolombia Tegaskan Kebijakan Suaka, Tolak Pergantian Rezim Paksa
Villavicencio menegaskan bahwa Kolombia siap memberikan suaka politik jika langkah tersebut menjadi bagian dari kesepakatan yang dinegosiasikan, seraya mencatat bahwa Bogota memiliki kebijakan yang jelas dan mapan terkait suaka dan perlindungan politik.
Pernyataannya mencerminkan preferensi Kolombia terhadap pendekatan diplomatik dibandingkan pemaksaan, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Venezuela kembali didorong ke arah skenario pergantian rezim yang didikte dari luar.
Maduro Tolak Pergi, Kecam “Terorisme Psikologis” AS
Presiden Nicolás Maduro secara tegas menolak kemungkinan meninggalkan Venezuela. Ia menyatakan pekan lalu bahwa meskipun telah menghadapi 22 pekan apa yang ia sebut sebagai “terorisme psikologis” Amerika Serikat, ia tidak akan meninggalkan negaranya maupun proyek politiknya.
Maduro berulang kali menekankan bahwa Washington melakukan perang ekonomi, destabilisasi politik, serta operasi terselubung yang bertujuan merongrong kedaulatan Venezuela.
Perkembangan ini terjadi ketika Amerika Serikat semakin meningkatkan sikap agresifnya. Sejak September, Washington telah melancarkan serangan mematikan terhadap kapal-kapal yang diklaim terkait dengan perdagangan narkoba, operasi yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 80 orang, sehingga memperparah ketegangan di kawasan.
Menambah eskalasi, Presiden AS Donald Trump secara terbuka mengisyaratkan kemungkinan serangan militer langsung di wilayah Venezuela, memicu kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas.
Bogota Bantah Distorsi Media Barat
Isu ini kembali mencuat menyusul wawancara Villavicencio dengan Bloomberg pada November lalu, ketika sejumlah media Barat mengklaim bahwa ia mendukung rencana transisi yang mencakup pengunduran diri Maduro dan pembentukan pemerintahan sementara.
Kementerian Luar Negeri Kolombia kemudian mengeluarkan klarifikasi, menyatakan bahwa pernyataan tersebut telah disalahartikan dan diputarbalikkan, serta menegaskan kembali komitmen Bogota terhadap prinsip non-intervensi dalam urusan dalam negeri negara-negara berdaulat. (FG)


