Larijani: Kekuatan Rudal adalah Hak Kedaulatan Iran, Bukan Urusan Barat
Pejabat tinggi Iran kecam dominasi AS, kemunafikan Barat, dan agresi Israel, menegaskan bahwa kekuatan pertahanan Iran merupakan pilar stabilitas dan martabat kawasan
Iran, FAKTAGLOBAL.COM — Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Larijani, menegaskan kembali bahwa kemampuan rudal Iran merupakan urusan dalam negeri dan tidak berada di bawah pengawasan pihak Barat. Ia menolak tuduhan Barat yang dianggapnya sebagai upaya tak berdasar untuk melemahkan kedaulatan Republik Islam Iran dan merusak kekuatan pertahanannya.
Berbicara pada sesi penutupan konferensi “Kita dan Barat dalam Pemikiran Imam Khamenei” di Teheran, Larijani menegaskan bahwa Iran tidak akan tunduk pada klaim palsu atau tekanan eksternal, serta menekankan bahwa program rudal negara tersebut merupakan simbol kemandirian dan kekuatan penangkal terhadap agresi.
Ia mengecam Amerika Serikat dan sekutunya karena mempolitisasi capaian pertahanan Iran, menegaskan bahwa campur tangan mereka melayani kepentingan rezim Zionis dan bertujuan merusak keamanan serta keseimbangan kawasan.
Dialog Barat adalah Kedok Dominasi
Larijani menjelaskan bahwa negara-negara Barat menggunakan istilah “dialog” sebagai kedok untuk mendominasi, bukan bekerja sama.
Ia memaparkan bahwa apa yang disebut sebagai isu nuklir hanyalah dalih untuk menghadapi bangsa Iran secara lebih luas, dengan tujuan menundukkan kehendaknya dan membatasi pengaruhnya.
Menurut Larijani, kekuatan nasional Iran dan keteguhan pasukannya telah memaksa pihak musuh untuk bertindak lebih berhati-hati. Ia mencatat bahwa citra global Amerika Serikat dan rezim Zionis tidak pernah sedemikian tercela dan dibenci seperti saat ini.
Hegemoni AS dan Agresi Zionis di Balik Kekacauan Dunia
Pejabat Iran tersebut dengan tajam mengkritik doktrin “perdamaian melalui kekuatan” yang diusung Washington, menggambarkannya sebagai kebijakan ancaman dan dominasi yang memicu ketidakstabilan global.
Larijani menilai bahwa pemerintahan AS di bawah Donald Trump mewakili sistem yang merusak kemandirian bangsa-bangsa, sambil menyamarkan agresi dengan nama diplomasi.
Ia menambahkan bahwa Barat, yang dahulu mengaku menjunjung kebebasan dan ilmu pengetahuan, justru telah menjerumuskan dunia ke dalam konflik, dengan warisan yang dipenuhi perang dan eksploitasi kolonial.
Larijani menegaskan Amerika Serikat dan rezim Zionis menggunakan terorisme sebagai senjata strategis untuk mengacaukan Asia Barat, menegaskan bahwa penciptaan dan dukungan terhadap kelompok Daesh (ISIS) merupakan bagian dari rencana Washington untuk menebar kekacauan dan melemahkan gerakan perlawanan.
Prinsip Iran: Dialog Bermartabat atau Perlawanan Penuh Kekuatan
Sembari menegaskan bahwa Iran tidak pernah mencari permusuhan dengan Barat, Larijani menyatakan bahwa kesombongan dan intervensi Barat telah berulang kali menghancurkan peluang kerja sama.
Ia menegaskan bahwa Iran tidak menolak dialog, namun menolak perundingan yang dilakukan di bawah ancaman atau tekanan.
Larijani juga memperingatkan bahaya dominasi budaya dan teknologi Barat, menjelaskan bagaimana kekuatan Barat memanfaatkan inovasi dan informasi untuk melakukan pengendalian ideologis.
Mengutip pemikir besar Allama Iqbal, ia mengingatkan bahwa “Barat, melalui pemikiran tanpa ketuhanan, telah mengubah pengetahuan menjadi alat sihir dan penundukan.”
Dalam penutup pernyataannya, Larijani menyerukan para pemimpin politik Iran untuk menjaga persatuan dan mengutamakan kehendak nasional di atas perpecahan, menegaskan bahwa identitas dan kemandirian bangsa Iran tidak dapat dikompromikan.
Ia menegaskan bahwa jika Barat meninggalkan ambisi dominasi, maka saling pengertian dapat tercapai — namun ancaman dari Amerika tidak akan pernah mampu mematahkan tekad bangsa Iran. (PW)


