Maduro Deklarasikan Status Darurat atas Agresi Amerika Serikat
Venezuela Siaga Tinggi saat AS Kerahkan Kapal Perang dan Kapal Selam Nuklir di Karibia
Venezuela, FAKTABERITAGLOBAL.COM – Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan status darurat sebagai respons atas apa yang oleh Caracas disebut sebagai meningkatnya agresi AS terhadap Venezuela.
Pada Senin sebelumnya, Wakil Presiden Delcy Rodriguez mengumumkan bahwa Maduro telah menandatangani dekrit yang memberinya wewenang untuk mengambil tindakan dalam urusan pertahanan dan keamanan nasional jika Amerika Serikat “berani menyerang tanah air kita.”
Dekrit tersebut memungkinkan Maduro untuk memobilisasi angkatan bersenjata secara nasional dan menempatkan militer dalam kendali atas layanan publik serta industri minyak.
Maduro menegaskan bahwa rakyat Venezuela kini “lebih siap daripada sebelumnya, lebih percaya diri, dan memiliki lebih banyak alat untuk menghadapi situasi apa pun yang mungkin muncul.”
Konflik Global Picu Perang Dunia III
Maduro juga menyatakan bahwa tampaknya “perang dunia ketiga telah dimulai dengan skenario ancaman NATO terhadap Rusia, pembantaian di Gaza, serta ancaman terhadap negara-negara Arab, Iran, Venezuela, dan China.”
Pemerintah Venezuela telah menempatkan pasukan pertahanannya dalam status siaga tinggi menyusul pengerahan besar-besaran militer AS di dekat garis pantai negara tersebut.
Amerika Serikat telah menempatkan delapan kapal perang dan sebuah kapal selam bertenaga nuklir di Karibia selatan dengan dalih memerangi operasi perdagangan narkotika.
Namun, Caracas memandang pengerahan itu sebagai provokasi langsung yang ditujukan untuk menekan pemerintahan Maduro dan memaksakan perubahan rezim.
Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan AS telah menyerang setidaknya tiga kapal di Karibia dengan klaim terlibat dalam operasi narkotika tanpa memberikan bukti. Serangan itu menewaskan 14 orang, yang oleh para pakar PBB dikritik sebagai potensi kasus “eksekusi di luar hukum.”
Peringatan Ketua Parlemen
Ketua Parlemen Venezuela Jorge Rodriguez memperingatkan akan adanya konsekuensi berbahaya dari potensi eskalasi militer di kawasan Karibia.
“Jika imperialisme nekat melepaskan keadaan perang di Karibia, konsekuensinya akan menjadi bencana bagi seluruh benua Amerika,” kata Rodriguez kepada korps diplomatik di Venezuela.
Rodriguez menekankan bahwa membela perdamaian membutuhkan tindakan, inisiatif, dan persatuan. Ia menegaskan “kesakralan tanah, langit, sungai, dan laut negara ini,” seraya menyatakan: “Kami membela pintu masuk rumah kami, tanah suci kami, langit suci kami, sungai suci kami, dan laut suci kami.”
Ia menekankan bahwa perjuangan ini bukan hanya tentang melindungi hak anak-anak Venezuela untuk damai dan masa depan, tetapi juga tentang membela Karibia sebagai “wilayah damai, bebas dari tindakan perang.”
Ketegangan Meningkat dan Risiko Masa Depan
Kematian 14 orang di atas kapal yang dituduh AS terlibat perdangan narkotika semakin memperburuk ketegangan antara Caracas dan Washington.
Sementara AS menyebut tindakannya sebagai bagian dari penegakan anti-narkotika, pejabat Venezuela berpendapat bahwa pembunuhan itu merupakan agresi militer yang melanggar hukum.
Menurut NBC yang mengutip empat sumber anonim, para perencana militer di Washington kini sedang mengevaluasi opsi untuk memperluas operasi hingga mencakup target di dalam wilayah Venezuela.
Ketua Parlemen Jorge Rodriguez menegaskan kembali tekad Venezuela: “Venezuela bersatu dalam membela negara kami. Kami tidak akan pernah menyerahkan tanah air kami.” (FBG)