Media Zionis: Peluang Kesepakatan Israel–Suriah Kian Tipis
Meski pembicaraan berulang kali digelar, perjanjian keamanan tampak tidak mungkin tercapai karena serangan udara berlanjut dan pertemuan penting tidak dijadwalkan
Suriah, FAKTABERITAGLOBAL.COM – Peluang penandatanganan perjanjian keamanan antara "Israel" dan Suriah dalam waktu dekat telah menyusut.
Hal ini terjadi meskipun pertemuan berulang kali dilakukan antara Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer dan Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani, baik di Amerika Serikat maupun di Paris, demikian dilaporkan saluran Israel i24NEWS.
Laporan tersebut menambahkan bahwa meskipun ada sedikit kemajuan, prosesnya berjalan lambat, dengan catatan bahwa negosiasi itu “sama sekali tidak berkembang” meskipun ada keterlibatan intensif dari Presiden AS Donald Trump.
Mengutip sumber diplomatik Israel, laporan itu menambahkan bahwa prospek bahwa kesepakatan akan ditandatangani selama Sidang Umum PBB yang akan datang dalam dua minggu, sebuah jadwal yang sebelumnya diharapkan oleh pejabat Amerika, tampaknya tidak mungkin.
Laporan itu juga menegaskan bahwa pertemuan di New York antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kepala pemerintahan transisi Suriah, Ahmad al-Sharaa, saat ini tidak direncanakan.
Menurut saluran Israel tersebut, meskipun perjanjian keamanan dimaksudkan untuk mengarah pada penyelesaian sipil, komunikasi antara kedua pihak tetap berlangsung secara rutin meskipun menghadapi kesulitan.
Menlu Suriah Kecam Serangan Israel
Dalam konferensi pers di Damaskus pada 10 September bersama mitranya dari Kroasia, Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani menegaskan bahwa serangan Israel terhadap Suriah dan Qatar merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.
Hal ini terjadi setelah jet tempur Israel melakukan serangan udara di pedesaan Homs dari wilayah udara Lebanon utara, sebuah tindakan yang kemudian dikonfirmasi oleh kantor berita resmi Suriah, SANA, yang mencatat bahwa serangan Israel juga menargetkan area di sekitar kota Homs.
Al-Shaibani menegaskan bahwa stabilitas regional mustahil dicapai selama serangan Israel berlanjut, seraya menyerukan kepada komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban "Israel" atas pelanggaran ini. (FBG)