Menlu Iran Desak Troika Eropa Tinggalkan “Jalur Merusak”
Abbas Araghchi memperingatkan Inggris, Prancis, dan Jerman akan semakin terpinggirkan jika terus mendorong mekanisme snapback sanksi terhadap Teheran.
Iran, FAKTABERITAGLOBAL - Dalam opini di The Guardian, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan bahwa troika Eropa—Inggris, Prancis, dan Jerman—telah meninggalkan peran mereka sebagai kekuatan penyeimbang diplomasi global dan justru memperkuat langkah eksesif Washington.
Araghchi mengecam keputusan mereka mengaktifkan mekanisme sanksi PBB “snapback” terhadap Iran, menyebutnya “tidak memiliki dasar hukum” dan melanggar Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) 2015.
Ia menegaskan bahwa adalah Amerika Serikat, bukan Iran, yang secara sepihak keluar dari JCPOA. Ia menuding Eropa gagal memenuhi kewajibannya, termasuk mempertahankan hubungan dagang dan mencabut sanksi terkait nuklir.
Peluang yang Hilang dan Janji yang Dikhianati
Araghchi mengingatkan bahwa ketika E3 dibentuk pada 2003, Iran menyambut inisiatif diplomatik tersebut, namun pembicaraan runtuh karena ketidakmampuan Eropa memberikan usulan nyata dan keberanian untuk menantang Washington.
Ia menekankan bahwa keberhasilan JCPOA dibangun atas pengakuan timbal balik: Eropa dan AS menerima pengayaan uranium di Iran, sementara Teheran menerima AS sebagai pihak negosiasi.
Namun, setelah AS keluar dari kesepakatan pada 2020 di bawah Presiden Trump, janji Eropa tentang kemandirian strategis, kelanjutan pembelian minyak, dan saluran perbankan tak pernah terwujud.
“Jika E3 dapat membuktikan satu saja komitmen yang mereka penuhi, Iran akan melepaskan semua haknya dalam mekanisme snapback,” tegas Araghchi.
Peringatan Terhadap Risiko Terpinggirkan
Menlu Iran memperingatkan bahwa dengan mengikuti taktik tekanan AS dan menolak mengecam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, E3 berisiko tersingkir dari diplomasi di masa depan.
Ia menilai langkah ini bukan hanya merusak kredibilitas, tetapi juga menurunkan posisi global Eropa.
Araghchi mendesak ketiga negara itu melakukan “pembicaraan jujur” berdasarkan partisipasi sejati dalam JCPOA, menolak gagasan Iran meninggalkan pengayaan sambil menerima pembatasan sepihak.
Iran Siap untuk Kesepakatan Realistis
Meski melontarkan kritik tajam, Araghchi menegaskan kesiapan Teheran mencapai “kesepakatan realistis dan berkelanjutan” yang mencakup pengawasan ketat dan batas pengayaan sebagai imbalan atas pencabutan penuh sanksi. Ia memperingatkan bahwa mengabaikan kesempatan ini dapat berdampak luas bagi kawasan dan dunia.
Di akhir tulisannya, Araghchi menegaskan bahwa kegagalan Israel mempertahankan konfrontasi dengan Iran pada musim panas lalu menunjukkan kerentanan Barat.
Jika Eropa dan Washington benar-benar menginginkan solusi diplomatik, mereka harus memberi waktu dan kondisi yang tepat bagi negosiasi—karena alternatifnya, tegasnya, “sama sekali tidak menyenangkan.” (FBG)
Sumber: Fars