MIRIS! Dari 345 Jenazah Palestina yang Dikembalikan Israel, Hanya 99 yang Berhasil Diidentifikasi
Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa 15 Jenazah Tambahan Dikembalikan, Bukti Forensik Tegaskan Penyiksaan; Studi Baru Peringatkan Korban Tewas di Gaza Melampaui 100.000
Palestina, FAKTAGLOBAL.COM – Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan pada Rabu bahwa pihaknya menerima 15 jenazah syuhada tambahan yang dikembalikan oleh pendudukan Israel melalui Komite Internasional Palang Merah (ICRC), sehingga total jenazah yang telah dikembalikan mencapai 345.
Hingga kini, 99 dari para syuhada tersebut telah berhasil diidentifikasi. Tim medis terus melakukan pemeriksaan, pendokumentasian, dan persiapan pemulangan jenazah kepada keluarga sesuai protokol forensik dan kemanusiaan yang berlaku.
Kementerian menegaskan bahwa semua prosedur dilakukan sesuai standar medis internasional — meskipun sistem kesehatan Gaza hancur dan bekerja di bawah tekanan ekstrem.
Bukti Jelas Penyiksaan dan Perlakuan Brutal
Kementerian mengecam penolakan pendudukan Israel untuk mengembalikan puluhan jenazah lainnya, menyebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata 11 Oktober.
Pemeriksaan forensik terhadap jenazah-jenazah yang sebelumnya dikembalikan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan, pemasangan borgol, serta perlakuan kejam. Beberapa syuhada merupakan tahanan yang dikembalikan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran, dengan bekas-bekas penyiksaan yang sangat jelas.
Kementerian menyerukan organisasi HAM internasional untuk segera menyelidiki kejahatan-kejahatan tersebut dan meminta pertanggungjawaban pendudukan Israel atas pelanggaran sistematis terhadap hukum kemanusiaan internasional dan martabat para syuhada Palestina.
Studi: Usia Harapan Hidup di Gaza Hampir Terpangkas Separuh; Korban Tewas Lampaui 100.000
Sebuah analisis demografis mutakhir yang dilakukan oleh Max Planck Institute for Demographic Research (MPIDR) dan Centre for Demographic Studies (CED) memperingatkan bahwa usia harapan hidup di Gaza anjlok hampir separuh akibat agresi berkelanjutan Israel.
Para peneliti memperkirakan lebih dari 78.000 warga Palestina terbunuh antara 7 Oktober 2023 hingga 31 Desember 2024, dan hingga 6 Oktober 2025 jumlah korban tewas kemungkinan telah melampaui 100.000.
Peneliti utama, Ana C. Gómez-Ugarte, menjelaskan bahwa timnya mengembangkan metode pseudo-Bayesian untuk mengatasi keterbatasan data akibat kehancuran institusi, minimnya pelaporan korban, dan ketiadaan data usia maupun gender.
“Tujuan kami adalah memperkirakan harapan hidup dan penurunannya dengan metode yang mampu menangani data yang tidak lengkap,” ujarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harapan hidup di Gaza turun 44% pada 2023 dan 47% pada 2024, setara dengan hilangnya lebih dari 34 tahun usia hidup pada 2023 dan lebih dari 36 tahun pada 2024.
Para peneliti menambahkan bahwa pola demografis kematian — terjadi pada seluruh kelompok usia dalam tingkat ekstrem — menyerupai tren pada kasus genosida yang didokumentasikan UN-IGME, meski klasifikasi hukum berada di luar cakupan studi.
Analisis tersebut hanya mencakup kematian langsung akibat kekerasan, dan tidak termasuk kematian akibat kelaparan, penyakit, luka yang tidak diobati, atau runtuhnya sistem kesehatan Gaza. Jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.
Sistem Kesehatan Gaza Hampir Runtuh Total
Menurut Duta Besar Palestina untuk Wina, Salah Abdel Shafi, infrastruktur medis Gaza berada dalam kondisi “hampir runtuh total.”
Lebih dari 100.000 orang terluka, dan setidaknya 17.000 membutuhkan evakuasi segera akibat kehancuran rumah sakit serta ketiadaan obat-obatan.
“Dari 36 rumah sakit, hanya delapan yang berfungsi sebagian,” ujar Shafi kepada RIA Novosti. Sisanya hancur atau tidak dapat dioperasikan akibat serangan Israel.
Ia menambahkan bahwa sekitar 80% wilayah Gaza hancur, dengan lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi ke tenda atau terpaksa tinggal di tempat terbuka. Peralatan medis, obat-obatan, dan suplai dasar berada pada tingkat kritis.
Shafi memperingatkan bahwa tanpa intervensi internasional segera, bencana kemanusiaan ini akan semakin memburuk.
Serangan yang Terus Berlanjut Terhadap Kehidupan, Martabat, dan Para Syuhada
Ketika pasukan Israel terus menahan jenazah para syuhada, menghancurkan rumah sakit, dan menyebabkan penderitaan massal yang belum pernah terjadi sebelumnya, Gaza menghadapi krisis demografis dan kemanusiaan yang tidak tertandingi di era modern.
Kementerian Kesehatan menegaskan kembali komitmennya untuk mendokumentasikan setiap pelanggaran dan setiap syuhada, menekankan bahwa dunia tidak boleh lagi mengabaikan kejahatan sistematis pendudukan — baik terhadap yang hidup maupun yang telah gugur. (FG)


