Operasi Istishhadi Paling Misterius! Setelah 42 Tahun Identitas Pelaksana Masih Rahasia
Operasi tersebut terjadi hanya satu tahun usai serangan Khaybar yang menargetkan markas pertama Israel di Jal al-Bahr oleh Syahid Ahmad Qasir
Palestina, FAKTAGLOBAL.COM - Empat puluh dua tahun lalu, pada pukul 6 pagi Jumat, 4 November 1983, sebuah operasi istishhadi besar mengguncang markas militer rezim pendudukan Israel di kota Tyre, Lebanon Selatan.
Serangan tersebut dilakukan menggunakan sebuah truk berwarna hijau yang menerobos kompleks militer dan meledak, menewaskan puluhan tentara Zionis.
Operasi tersebut terjadi hanya satu tahun usai serangan Khaybar yang menargetkan markas pertama Israel di Jal al-Bahr oleh Syahid Ahmad Qasir. Pada saat itu, markas Israel yang baru—berlokasi di gedung Sekolah al-Shajarah milik UNRWA yang telah dirampas pasukan pendudukan—berfungsi sebagai pusat intelijen, interogasi, dan penyiksaan terhadap tahanan Lebanon dan Palestina.
Beberapa jam setelah serangan, otoritas pendudukan Zionis mengakui penemuan 30 jenazah tentaranya di lokasi dan kemudian menaikkan angka korban menjadi 50 serdadu. Operasi pencarian berlanjut selama berjam-jam akibat kehancuran total bangunan.
Tiga jam setelah kejadian, Organisasi Jihad Islami mengumumkan bertanggung jawab atas serangan tersebut melalui kantor berita AFP dan Reuters di Beirut.
Dalam pernyataannya, organisasi itu menegaskan kesiapan mengirim 3000 mujahid tambahan ke Lebanon Selatan untuk mendukung perjuangan pembebasan wilayah dari pendudukan Zionis.
Pernyataan tersebut menegaskan prinsip perjuangan kelompok itu:
“Kami adalah tentara Allah, bukan Iran, Suriah, atau Palestina. Kami Muslim Lebanon yang hidup berdasarkan Al-Qur’an. Kami tidak menginginkan intervensi siapa pun di Lebanon. Kami menginginkan Republik Islam, meskipun harus melalui perjuangan, dan operasi istishhadi adalah jalan kami.”
Misteri Sang Pelaksana
Meski operasi itu menjadi salah satu serangan paling signifikan terhadap Israel setelah invasinya ke Lebanon, identitas pelaksana tetap menjadi misteri selama lebih dari empat dekade. Salah satu komandan Jihad Islami yang menemani pelaku hingga detik-detik terakhir hanya menyebutnya sebagai “al-Husseini”, mengungkapkan bahwa identitas sang syahid sengaja dirahasiakan sejak saat itu.
Komandan tersebut menggambarkan syahid al-Husseini sebagai pribadi yang sangat bersemangat menyongsong syahadah, bahkan berangkat menuju operasi dengan rambut yang masih basah karena wudhu, menolak mengeringkannya.
Sayyid Nawaf al-Mousawi, mantan anggota parlemen Lebanon, dalam sebuah wawancara dengan Al-Manar, menegaskan peran Hizbullah dalam operasi tersebut, menyusul klaim awal dari Jihad Islami—organisasi yang juga dikenal sebagai pelaksana operasi istishhadi terhadap pasukan multinasional AS dan Prancis di Beirut.
Salah Satu Serangan Paling Mematikan Terhadap Pasukan Pendudukan
Kejadian ini disebutkan dalam buku “Warriors of God” karya Nicholas Blanford, yang menggambarkan bagaimana truk bermuatan sekitar 180 kilogram bahan peledak menerobos markas, tetap melaju meskipun ditembak penjaga, dan meledak menghancurkan bangunan berikut puluhan serdadu Zionis.
Serangan ini terjadi tak lama setelah dua operasi istishhadi lainnya di Beirut yang menargetkan marinir AS dan pasukan Prancis, menandai rangkaian pukulan besar terhadap kehadiran militer asing serta pasukan Zionis di Lebanon pada era itu.
Hingga hari ini, identitas sang pelaksana operasi di Tyre tetap tidak terungkap, menjadikannya salah satu operasi istishhadi paling misterius dalam sejarah perlawanan terhadap pendudukan Israel. (FG)


