PBB Gelar Sidang Darurat Pasca Serangan Israel di Doha
Misi Korea Selatan, selaku presidensi Dewan, mengonfirmasi bahwa pembahasan akan mencakup situasi Timur Tengah secara umum, dengan perhatian khusus pada serangan Israel di wilayah Qatar.
Palestina, FAKTABERITAGLOBAL.COM - Dewan Keamanan PBB akan menggelar sidang darurat di New York untuk membahas serangan udara Israel yang menargetkan pejabat Hamas di ibu kota Qatar, Doha.
Pertemuan yang diminta oleh Pakistan dan Aljazair ini dijadwalkan berlangsung Rabu pukul 22.00 waktu Al-Quds (19.00 GMT).
Misi Korea Selatan, yang memegang presidensi bergilir Dewan untuk September, mengonfirmasi bahwa diskusi akan mencakup situasi di Timur Tengah secara umum, dengan fokus khusus pada serangan Israel di wilayah Qatar.
Permintaan bersama ini mencerminkan meningkatnya kemarahan negara-negara mayoritas Muslim dan negara-negara Selatan Global terhadap pola agresi lintas batas Israel yang semakin meningkat, serta penekanan akan perlunya akuntabilitas internasional.
Hamas: ‘Upaya Pembunuhan yang Licik’
Dalam pernyataan resmi, Hamas mengecam serangan tersebut sebagai “kejahatan keji” dan “pelanggaran terang-terangan terhadap seluruh norma dan hukum internasional,” serta menyebutnya sebagai serangan langsung terhadap kedaulatan Qatar.
“Upaya licik pendudukan Zionis untuk membunuh delegasi perunding Hamas di Doha hari ini adalah kejahatan keji, tindakan agresi yang nyata, dan pelanggaran mencolok terhadap semua norma dan hukum internasional,” demikian pernyataan Hamas.
Hamas menegaskan bahwa Qatar, bersama Mesir, telah memainkan peran penting dalam memediasi upaya penghentian agresi, mencapai kesepakatan gencatan senjata, dan mengamankan pertukaran tahanan.
Gerakan itu mengonfirmasi bahwa meskipun pimpinan puncaknya selamat, beberapa anggota tim delegasi dan personel keamanan gugur, termasuk: Jihad Lubad, kepala kantor pemimpin senior Khalil al-Hayya, dan putranya Hammam; serta Abdullah Abdel Wahed, Mo’men Hassouna, Ahmad al-Mamlouk, dan petugas keamanan Qatar Badr Saad al-Humaidi.
Hamas Tuding AS Terlibat
Hamas mengaitkan serangan ini langsung dengan proses perundingan yang sedang berlangsung, dengan menyoroti bahwa delegasi diserang “tepat pada saat” mereka membahas proposal dari Presiden AS Donald Trump.
“Hal ini menegaskan tanpa keraguan bahwa Netanyahu dan pemerintahnya tidak ingin mencapai kesepakatan,” kata Hamas, seraya menambahkan bahwa kepemimpinan Israel sengaja menggagalkan setiap peluang perdamaian, tanpa memedulikan tawanan mereka sendiri, stabilitas regional, atau hukum internasional.
Kelompok itu juga menyalahkan Washington sebagai pihak yang “bersama-sama bertanggung jawab” atas serangan ini, mengingat dukungan konstan AS terhadap agresi Israel terhadap rakyat Palestina.
Bukti Koordinasi AS–Israel
Media Israel mengungkap rincian koordinasi erat antara Tel Aviv dan Washington sebelum serangan.
Channel 13 mengutip seorang pejabat senior Israel yang mengonfirmasi bahwa operasi tersebut dilakukan dengan koordinasi bersama Amerika Serikat.
Menurut Channel 14, koordinasi itu mencakup setidaknya dua pertemuan tingkat tinggi dalam beberapa hari terakhir:
Pertemuan antara kepala Komando Pusat AS Jenderal Brad Cooper dan Kepala Staf Israel Eyal Zamir, yang kemudian dilanjutkan dengan komunikasi harian — terkadang dua kali sehari.
Pertemuan berikutnya antara Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer dan utusan AS Steve Witkoff dalam 24 jam terakhir sebelum serangan.
Temuan ini semakin menegaskan adanya perencanaan militer bersama tingkat tinggi antara kedua sekutu tersebut. (FBG)