Peringatan Pimpinan Alawi Suriah: Setiap Serangan Tak Akan Dibiarkan Tanpa Balasan
Sheikh Ghazal Ghazal menuntut federalisme politik, pembebasan para tahanan, dan perlindungan bagi komunitas Alawi di tengah meningkatnya ketegangan sektarian
Suriah, FAKTAGLOBAL.COM — Sheikh Ghazal Ghazal, Ketua Dewan Tertinggi Islam Alawi di Suriah, mengeluarkan peringatan keras pada Kamis, menegaskan bahwa setiap serangan terhadap komunitas Alawi “tidak akan dibiarkan tanpa balasan,” saat gelombang protes di wilayah-wilayah berpenduduk mayoritas Alawi memasuki pekan kedua.
Ghazal menegaskan bahwa tuntutan komunitas sangat jelas dan tidak dapat ditawar: federalisme politik, desentralisasi, penghentian pembunuhan, serta pembebasan ribuan tahanan sipil dan militer.
“Kami hanya menuntut apa yang benar dan tidak lebih dari itu,” ujarnya, menegaskan bahwa komunitas Alawi tidak akan menerima masa depan yang dipimpin oleh sebuah kekuasaan politik Islam ekstrem yang bersifat sentralistik.
Pemimpin Alawi: ‘Percikan Api yang Tidak Akan Pernah Padam’
Menanggapi penindasan keras terhadap demonstrasi di beberapa kota Suriah pekan ini, Sheikh Ghazal menyebut kejadian tersebut bukanlah insiden terpisah, melainkan “percikan api yang tidak akan padam dan akhir dari era keheningan dan kepasrahan.”
Ia menambahkan bahwa setiap serangan terhadap komunitas Alawi “akan dijawab dengan gelombang perlawanan dan dada-dada yang siap menghadang,” menegaskan kesiapan komunitas menghadapi meningkatnya ketegangan di lapangan.
Latar Belakang: Kekerasan Sektarian Setelah Kejatuhan Rezim
Sejak rezim Assad runtuh, kelompok-kelompok minoritas di Suriah terus menghadapi kekerasan sektarian yang parah:
• Komunitas Alawi di pesisir Suriah menjadi korban pembantaian massal pada Maret lalu.
• Komunitas Druze di Sweida mengalami gelombang kekerasan pada Juni.
Ketegangan terakhir memuncak ketika Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan sejumlah demonstran terluka akibat tindakan represif pasukan keamanan di Homs, Hama, dan wilayah pesisir.
Gelombang Protes Menyebar di Wilayah Alawi
Demonstrasi besar-besaran pecah di wilayah pesisir Suriah dan provinsi-provinsi tengah — terutama Latakia, Tartus, dan Homs — setelah serangkaian serangan terhadap lingkungan Alawi, penculikan, dan diskriminasi sektarian yang meluas.
Sebelumnya, Sheikh Ghazal menyerukan aksi duduk damai untuk menuntut:
• Desentralisasi politik
• Pembebasan para tahanan
• Penghentian pembunuhan dan penghinaan terhadap komunitas Alawi
Namun situasi dengan cepat meningkat. Bentrokan antara demonstran Alawi dan kelompok pro-pemerintah mendorong pasukan keamanan membuka tembakan untuk membubarkan massa di Latakia. Setidaknya satu demonstran terlihat terluka.
Tembakan dari sumber tidak dikenal semakin meningkatkan ketakutan warga.
Komunitas Merasa Ditinggalkan
Komunitas Alawi di Homs dan wilayah sekitarnya melaporkan bahwa mereka merasa ditinggalkan dan rentan terhadap:
• Penahanan sewenang-wenang
• Kekerasan terarah
• Ancaman sektarian yang meningkat
Warga menilai negara gagal memberikan perlindungan, yang memicu kemarahan serta memperkuat tuntutan akan perubahan politik struktural. Gelombang protes saat ini mencerminkan dorongan yang semakin kuat dari komunitas Alawi untuk mendapatkan keamanan, martabat, dan reformasi politik berbasis federal dalam lanskap Suriah pasca-rezim. (FG)


