Perlawanan Tepi Barat Bersiap untuk Konfrontasi Penentuan dengan Israel
Dalam peringatan 38 tahun Gerakan Jihad Islam, perlawanan di Tepi Barat menyatakan fase baru dan memperkenalkan senjata baru untuk menghadapi pendudukan Israel
Palestina, FAKTABERITAGLOBAL.COM — Dalam rangka peringatan 38 tahun berdirinya Gerakan Jihad Islam di Palestina, komandan Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan tersebut di Tepi Barat, mengumumkan bahwa perlawanan telah memasuki tahap baru dan menentukan dalam perjuangannya melawan pendudukan Israel.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan untuk menandai peringatan tersebut, sang komandan menegaskan bahwa perlawanan telah memperkenalkan sejumlah senjata baru ke dalam layanan aktif, menandakan peningkatan besar dalam kesiapan operasional di seluruh wilayah Tepi Barat.
“Perlawanan berada dalam kondisi baik, dan para pejuang kami siap membuat musuh membayar atas kejahatan yang telah dilakukannya di seluruh Palestina,” ujar sang komandan, menekankan kesiapan, semangat juang, dan meningkatnya kemampuan para pejuang perlawanan.
Ia juga memperingatkan bahwa hari-hari mendatang akan memperlihatkan sejauh mana kesiapan perlawanan, menegaskan bahwa baik musuh maupun dunia akan menyaksikan bahwa Tepi Barat tidak dapat ditundukkan.
Eskalasi Agresi Israel di Tepi Barat
Wilayah Tepi Barat telah menyaksikan peningkatan agresi militer Israel, termasuk penggerebekan setiap hari, penangkapan massal, penghancuran rumah, serta perampasan properti.
Para pengamat hak asasi manusia memperingatkan bahwa peningkatan tindakan pendudukan, yang disertai seruan politik untuk menganeksasi wilayah tersebut, telah memperburuk situasi keamanan dan kemanusiaan di kawasan itu.
Perampasan Tanah dan Pembatasan Baru
Dalam kelanjutan kebijakan perampasan tanahnya, otoritas pendudukan Israel telah menyetujui rencana kolonial baru untuk merebut sekitar 35 dunam tanah dari desa Kafr Qaddum, di sebelah timur Qalqilya.
Menurut Organisasi Hak Asasi Manusia Al-Baydar, rencana tersebut bertujuan untuk mengambil alih lahan di bagian utara desa guna membangun 58 unit permukiman baru.
Di tempat lain, pasukan Israel menangkap sejumlah petani Palestina di kota Rantis, sebelah barat Ramallah, ketika mereka berusaha mencapai kebun zaitun mereka. Para petani diberitahu bahwa mereka kini memerlukan “izin masuk khusus” untuk dapat kembali ke tanah milik mereka sendiri.
Sementara itu, pasukan pendudukan Israel (IOF) menutup gerbang besi di pintu masuk desa Attara, di utara Ramallah, dan menutup akses ke desa Al-Araqa, di barat Jenin, untuk hari kedua berturut-turut.
Akibatnya, Direktorat Pendidikan Jenin mengumumkan penundaan awal pekan sekolah di sekolah-sekolah negeri desa Al-Araqa hingga hari Selasa, dengan alasan blokade yang masih berlangsung.
Keteguhan di Tengah Pendudukan
Meski cengkeraman pendudukan semakin kuat dan upaya untuk mengisolasi komunitas di seluruh Tepi Barat terus berlanjut, Perlawanan Palestina terus menunjukkan kesatuan, kemampuan beradaptasi, dan keteguhan tekad.
Pesan dari komandan Brigade Al-Quds menegaskan bahwa Tepi Barat tetap menjadi front sentral dalam perjuangan yang lebih luas melawan pendudukan — sebuah front yang, meski menderita berat, menolak untuk menyerah.
(FBG)