Qa’ani: Dukungan Hizbullah ke Perlawanan Gaza Hancurkan Rencana Perang Israel
Jenderal Esmail Qaani Tegaskan Tekanan Hezbollah Membalikkan Persamaan Perang Israel. Ia menyebut Pembunuhan Sayyed Nasrallah sebagai “Kejahatan Perang”
Iran, FAKTABERITAGLOBAL.COM – Brigadir Jenderal Esmail Qaani, komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, menegaskan pada Hari Jumat bahwa keputusan Hizbullah untuk membuka front dukungan setelah Operasi Badai Al-Aqsa, menjadi penentu dalam mengubah jalannya perang menuju kemenangan perlawanan Palestina.
Dalam wawancara televisi, Qaani mengatakan langkah Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, diambil “dengan kebijaksanaan dan demi membela kaum tertindas,” menandai titik balik dalam pertempuran.
Ia menekankan bahwa baik Teheran maupun Hezbollah tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang operasi 7 Oktober, menegaskan bahwa bahkan kepemimpinan politik Hamas pun tidak mengetahuinya — dengan Ismail Haniyeh dilaporkan sedang dalam perjalanan ke Bandara Baghdad ketika serangan dimulai.
Dalam wawancara televisi itu, Qaani mengatakan, “Baik kami, maupun Seyed Hassan, bahkan para pemimpin senior Hamas tidak diberitahu waktu pasti operasi. Ketika serangan dimulai, Haniyeh sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju Bandara Baghdad dan baru mengetahuinya setelah kembali.”
Peran Nasrallah dan Kekalahan Israel di Lebanon
Qaani menekankan bahwa meski waktu operasi dirahasiakan, “Syahid Seyed Hassan Nasrallah telah secara hati-hati dan metodis menetapkan tahapan yang diperlukan” dari upaya perlawanan yang lebih luas.
Ia mengingat bahwa bahkan dalam momen hening, seperti periode krusial selama dua minggu ketika Nasrallah menahan diri untuk tidak berpidato, beliau menanamkan ketakutan mendalam dalam rezim Zionis melalui perang psikologis.
Kepala Pasukan Quds itu mengatakan tekanan meningkat dari Hizbullah memaksa Tel Aviv mengerahkan sepertiga tentaranya ke Lebanon selatan, sebuah langkah yang terbukti tidak dapat dipertahankan. “Rezim itu tidak mampu menahan hal ini, dan persamaan perang pun dibalik,” tegasnya.
Ia juga menyinggung serangkaian kejahatan Israel, yang berpuncak pada pembunuhan Sayyed Nasrallah, yang ia sebut sebagai “kejahatan terbesar.” Qaani menegaskan bahwa serangan itu melibatkan bukan hanya bahan peledak berat, tetapi juga zat kimia, menyebutnya sebagai “kejahatan perang yang nyata.”
Kapabilitas Tak Tertandingi Hizbullah dan Kemenangan Strategis
Qaani menyoroti capaian militer Hizbullah yang kurang dilaporkan, mencatat bahwa hanya dua hari sebelum Israel meminta gencatan senjata, perlawanan menembakkan lebih dari 350 rudal dan drone ke target-target sensitif.
Serangan itu mencakup kantin-kantin tentara, kota Haifa, bahkan kediaman Netanyahu. Ia mengatakan operasi tersebut memperlihatkan kapabilitas militer dan psikologis Hezbollah yang tak tertandingi.
Menegaskan kembali jalan perlawanan, Qaani berkata, “Strategi perlawanan adalah kemenangan dan kita akan terus menang; strategi ini akan mematahkan punggung Israel dan Amerika.”
Ia menekankan bahwa Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya kini memiliki rudal yang lebih kuat, sementara tujuan Israel tetap tidak tercapai. “Terlepas dari pembatasan dan kerugian rezim itu, perlawanan berdiri lebih kuat dari sebelumnya,” pungkasnya.
Peran Hizbullah dalam Menjaga Lebanon
Beralih ke situasi internal Lebanon, Qaani menegaskan bahwa masalah domestik harus diselesaikan oleh rakyat Lebanon sendiri, mengulangi kebijakan Iran untuk tidak ikut campur.
Ia memuji kesabaran Hizbullah dalam menghadapi pelanggaran gencatan senjata Israel yang berulang, menyebutnya sebagai “keputusan bijak dan tepat.”
Ia lebih jauh menegaskan bahwa rakyat dan tentara Lebanon menyadari peran vital Hizbullah dalam membela negara. “Tentara telah mengadopsi pendekatan bijak dalam berurusan dengan Hizbullah meski ada tekanan eksternal,” katanya, seraya menambahkan bahwa keamanan Lebanon tidak dapat dijamin tanpa perlawanan.
Qaani menegaskan bahwa tak peduli berapa lama agresi berlanjut, “musuh tidak dapat melenyapkan satu front pun dari perlawanan.”
Ia menekankan bahwa gerakan Palestina Hamas, meski dalam kondisi pengepungan, terus memproduksi senjata dan menyerang pendudukan Israel, membuktikan lebih jauh bahwa poros perlawanan tidak dapat dipatahkan.
Konteks Regional dan Kedalaman Strategis
Awal pekan ini, Kepala Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Larijani, mengunjungi Lebanon untuk menghadiri peringatan kesyahidan Sayyed Nasrallah.
Dalam kunjungan itu, ia menekankan peran Hizbullah sebagai kekuatan strategis dalam melindungi Lebanon dan memuji diplomasi regionalnya, termasuk pendekatan ke Arab Saudi.
Qaani menggemakan sentimen tersebut, dengan mengatakan bahwa meskipun medan perang mencerminkan pertarungan saling hantam, hasil strategisnya jelas: “Di medan perang kita sama-sama menerima dan memberikan pukulan, tetapi di tingkat strategis kita adalah pemenang mutlak. Dunia kini menyaksikan wajah sejati Israel yang kriminal.” (FBG)