Rencana Sky Shield Eropa Terancam Runtuh di Tengah Sentimen Anti-Israel
Proyek pertahanan rudal yang dipimpin Jerman berisiko gagal seiring embargo senjata dan jarak politik Eropa terhadap Israel akibat perang di Gaza.
Palestina, FAKTABERITAGLOBAL.COM - Inisiatif Sky Shield yang ambisius, dirancang membentang dari Turki hingga Finlandia sebagai sistem pertahanan udara kontinental, kini menghadapi ketidakpastian besar.
Proyek ini mengandalkan beberapa lapis perlindungan, termasuk Iris-T buatan Jerman dan sistem Patriot dari AS. Namun, komponen utamanya, yaitu Arrow 3 buatan Israel-AS — yang mampu mencegat rudal hipersonik di luar atmosfer — kini menjadi pusat kontroversi politik.
Penggunaan Arrow 3 dipertanyakan setelah negara-negara Eropa memperkeras sikap terhadap Israel terkait penolakannya menghentikan perang di Gaza.
Dengan Israel memegang hak veto atas ekspor Arrow 3 melalui Defence Exports Control Agency (Deca), proyek ini terancam runtuh jika Tel Aviv memutuskan untuk memblokir kerja sama.
Eropa Menuju Sanksi dan Embargo
Sejumlah pemerintahan Eropa telah menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Jerman, sebagai pendiri proyek Sky Shield, menegaskan bahwa mereka telah menghentikan persetujuan ekspor senjata perang sejak tahun lalu.
Slovenia melangkah lebih jauh dengan memberlakukan embargo penuh atas senjata ke Israel. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan pembekuan pembayaran dari Brussel kepada Israel serta menyerukan sanksi terhadap menteri dan pemukim ekstremis Israel.
Ia juga mendesak negara anggota untuk menghentikan sebagian perjanjian perdagangan serta memblokir pendanaan melalui program riset Uni Eropa.
Puluhan ibu kota Eropa diperkirakan akan mengikuti langkah ini pada Sidang Majelis Umum PBB mendatang di New York, memperkuat arah kebijakan Eropa yang semakin condong pada pengakuan negara Palestina sembari membatasi kerja sama dengan Israel.
Ketidakpastian Strategis bagi Pertahanan Eropa
Tanpa Arrow 3, analis memperingatkan bahwa Sky Shield akan kehilangan keunggulan strategisnya, karena sistem ini hanya akan mengandalkan rudal Iris-T jarak menengah buatan Jerman serta Skyranger produksi Rheinmetall untuk pertahanan terhadap drone.
Kondisi ini membuat Eropa tetap rentan, terutama setelah drone Rusia sempat melanggar wilayah udara NATO dan memicu keterlibatan militer aliansi untuk pertama kalinya.
Manfred Weber, pemimpin Partai Rakyat Eropa, menekankan urgensi pertahanan rudal bersama yang dilengkapi sistem pengawasan independen.
Namun dengan Israel memegang kendali atas ekspor Arrow 3 dan sentimen publik Eropa yang semakin keras terhadap Tel Aviv, masa depan Sky Shield kini berada di ujung tanduk, sekaligus mencerminkan keretakan mendalam antara Eropa dan Israel. (PW)