Selain Saleh Al-Jafarawi, Putra Pejabat Hamas Juga Dikonfirmasi Gugur Dibunuh Geng Proksi Israel
Ia dilaporkan gugur syahid tertembak dalam bentrokan bersenjata dengan geng kriminal yang berafiliasi dengan pendudukan Israel
Palestina, FAKTABERITAGLOBAL.COM – Sumber media Palestina mengonfirmasi bahwa putra dari Basem Naim, seorang pejabat senior Hamas, gugur di lingkungan al-Sabra di Kota Gaza.
Ia dilaporkan tewas tertembak dalam bentrokan bersenjata dengan geng kriminal yang berafiliasi dengan pendudukan Israel.
Secara paralel, sumber keamanan di Gaza melaporkan bahwa pasukan perlawanan telah menangkap lebih dari 60 individu yang terkait dengan milisi yang didukung oleh Israel dan beroperasi di dalam Jalur Gaza.
Seorang pejabat keamanan perlawanan menyatakan bahwa salah satu anggota paling menonjol dari jaringan “Yasser Abu Shabab”, yang dikenal merekrut elemen bayaran, tewas di Gaza selatan dalam sebuah operasi keamanan.
Media berbahasa Ibrani Hadshot B’Zman melaporkan bahwa otoritas Israel telah kehilangan kontak dengan Yasser Abu Shabab, yang diyakini merupakan pemimpin jaringan tersebut. Ia diduga telah ditahan oleh aparat keamanan perlawanan.
Jurnalis Saleh Al-Jafarawi Gugur oleh Kolaborator
Jurnalis Palestina terkemuka, Saleh al-Jafarawi, gugur di Gaza selatan setelah ditembak oleh kolaborator bersenjata saat sedang menyiapkan liputan berita.
Saksi mata mengonfirmasi bahwa ia sedang bertugas di Jalan 8, selatan Kota Gaza, ketika anggota sebuah klan yang bekerja sama dengan pendudukan Israel melepaskan tembakan dan menewaskannya seketika.
Selama dua tahun terakhir, al-Jafarawi dikenal luas atas liputannya di garis depan perang, mendokumentasikan kehancuran, penderitaan warga sipil, dan keteguhan rakyat Palestina.
Pesan Terakhir Saleh Al-Jafarawi
Setelah pengumuman gencatan senjata, al-Jafarawi menyampaikan pesan publik terakhirnya, mengungkapkan rasa terima kasih kepada para pendukung perjuangan Palestina di seluruh dunia — termasuk para demonstran, gerakan boikot, dan solidaritas internasional seperti Gaza Sumud Flotilla dan Freedom Flotilla.
“Ya, perang telah berakhir. Tapi jangan palingkan perhatian kalian dari Gaza. Tetaplah bersama Gaza, karena Gaza membutuhkan suara kalian, terutama pada tahap berikutnya.”
Ia menegaskan kembali hak rakyatnya:
“Kami adalah penduduk asli tanah ini, dan kami berhak hidup di atasnya.”
Gaza: Pembunuhan Jurnalis Terbesar di Dunia
Menurut data Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), Gaza kini menjadi wilayah paling mematikan bagi pekerja media dalam sejarah modern, dengan lebih dari 222 jurnalis Palestina gugur dalam dua tahun terakhir.
Jurnalis dan sejarawan Prancis-Belgia, Anthony Bellanger, dalam tulisannya di The Guardian, menyoroti tragedi ini dan mengenang rekan seperti Anas al-Sharif, yang gugur pada 10 Agustus 2025.
Bellanger mencatat bahwa sejak berdirinya IFJ pada 1926, tidak pernah terjadi jumlah kematian jurnalis sebesar ini — tidak selama Perang Dunia II, Vietnam, Korea, Suriah, Afghanistan, maupun Irak.
Ia menekankan tingkat bahaya ekstrem yang dihadapi jurnalis Palestina, yang bekerja tanpa perlindungan apa pun, sementara media asing tetap dilarang memasuki Jalur Gaza. (FBG)