Serangan Israel Hancurkan Gencatan Senjata Gaza, Hamas Bantah Terlibat dalam Insiden Rafah
Netanyahu Perintahkan “Serangan Langsung dan Dahsyat”, Tewaskan Lebih dari 20 Warga Palestina
Palestina, FAKTAGLOBAL.COM — Pasukan pendudukan Israel melancarkan serangkaian “serangan langsung dan dahsyat” di Jalur Gaza atas perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menewaskan sedikitnya 20 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Eskalasi ini terjadi tak lama setelah Hamas membantah keterlibatannya dalam insiden penembakan di Rafah, di mana seorang tentara Israel dilaporkan terluka oleh tembakan sniper.
Hamas memperingatkan bahwa serangan udara baru tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata Sharm El-Sheikh.
Hamas: “Kami Tidak Ada Hubungan dengan Insiden Rafah”
Dalam pernyataannya pada Selasa, Hamas secara tegas membantah keterlibatan dalam insiden Rafah dan menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani di Sharm El-Sheikh di bawah mediasi Presiden Donald Trump.
Gerakan itu mengecam apa yang disebutnya sebagai “pengeboman kriminal oleh tentara pendudukan fasis” terhadap Gaza, menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap gencatan senjata.
Hamas menyatakan bahwa pelanggaran-pelanggaran ini terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka di kalangan warga sipil serta mempertahankan penutupan perlintasan Rafah. Hamas menggambarkannya sebagai upaya sengaja untuk merusak perjanjian gencatan senjata dan menghalangi penerapannya.
Gerakan tersebut menyerukan kepada para mediator internasional yang mengawasi perjanjian itu untuk segera bertindak menekan pasukan pendudukan agar menghentikan serangan terhadap warga sipil dan memastikan kepatuhan penuh terhadap semua ketentuan perjanjian.
“Israel” Luncurkan Gelombang Serangan Udara Besar-Besaran
Atas perintah Netanyahu, pasukan Israel membombardir berbagai wilayah di Jalur Gaza pada Selasa malam, menewaskan sedikitnya 20 warga Palestina dan melukai lebih dari 50 lainnya, menurut sumber medis dan pertahanan sipil.
Lima warga Palestina tewas ketika pasukan pendudukan menargetkan kendaraan sipil di Jalan Al-Qassam di Khan Younis. Serangan lainnya menghantam Rafah di selatan serta kamp pengungsi al-Shati’ di sebelah barat Kota Gaza.
Tiga warga sipil tewas akibat rudal Israel yang menghantam sebuah rumah di daerah Yarmouk, Gaza tengah, sementara tiga lainnya tewas dalam serangan terhadap sekolah yang menampung para pengungsi di Beit Lahia, Gaza utara.
Serangan tambahan juga menghantam area sekitar Kompleks Medis Al-Shifa di lingkungan al-Rimal, serta sejumlah kawasan perumahan termasuk al-Zaytoun dan al-Sabra.
Di al-Sabra, jet tempur Israel menyerang rumah bertingkat milik keluarga al-Banna, menewaskan empat orang dan melukai beberapa lainnya, termasuk seorang anak dan seorang bayi. Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, mengonfirmasi bahwa operasi penyelamatan masih berlangsung untuk mencari korban di bawah reruntuhan.
Di Gaza selatan, serangan udara menargetkan apartemen di lingkungan al-Amal, Khan Younis, menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya. Artileri Israel juga membombardir bagian timur Shujaiya di Kota Gaza. Serangan lainnya menghantam tenda pengungsi di dekat pemakaman al-Sawarḥa, sebelah barat al-Zawayda, menyebabkan banyak korban luka.
IOF Klaim Hamas “Melanggar” Kesepakatan
Pejabat Israel mengklaim bahwa serangan udara tersebut merupakan tanggapan atas dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas dan “penolakannya untuk menyerahkan jenazah tawanan Israel.”
Namun, Hamas menuduh “Israel” sengaja menghalangi upaya pemulihan jenazah dengan memblokir masuknya alat berat yang diperlukan untuk operasi pencarian serta melarang tim gabungan dari Komite Palang Merah Internasional dan Perlawanan Palestina mengakses beberapa wilayah di Jalur Gaza.
Gerakan itu menegaskan bahwa tuduhan “Israel” tidak berdasar dan dimaksudkan untuk menyesatkan opini publik serta menciptakan dalih palsu untuk melancarkan agresi baru.
Al-Qassam Tunda Penyerahan Jenazah Tawanan
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan penundaan penyerahan jenazah salah satu tawanan Israel yang sedianya dijadwalkan pada Selasa malam, dengan alasan pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan pendudukan.
Sebelumnya pada hari yang sama, Brigade tersebut menyatakan telah menemukan jenazah seorang tawanan Israel saat melakukan pencarian di sebuah terowongan di Gaza selatan.
Kelompok itu memperingatkan bahwa agresi Israel yang berlanjut akan menghambat operasi pencarian dan evakuasi serta menunda pemulihan jenazah para tawanan.
Netanyahu Perintahkan Eskalasi
Setelah melakukan konsultasi keamanan, kantor Netanyahu mengonfirmasi bahwa ia telah memerintahkan militer untuk melancarkan “serangan langsung dan dahsyat” di seluruh Jalur Gaza.
Media Israel melaporkan bahwa “Israel” telah memberi tahu mekanisme AS di Kiryat Gat mengenai rencana serangan udara tersebut sebelum operasi dimulai.
Eskalasi terbaru ini mengancam akan menggagalkan upaya rapuh untuk mempertahankan gencatan senjata dan semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, di mana warga sipil terus terjebak di tengah pemboman dan blokade yang berlanjut. (FG)



