Sheikh Naim: Perlawanan Halangi Ambisi Israel, Lebanon Tak Akan Menyerah
Sekjen Hizbullah itu menegaskan bahwa perlawanan menghalangi Pendudukan dalam “Pertempuran Para Perkasa,” Peringatkan Rencana AS-Israel untuk Melemahkan Lebanon
Lebanon, FAKTABERITAGLOBAL.COM – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, menegaskan pada Hari Rabu bahwa Perlawanan di Lebanon telah berhasil menggagalkan tujuan-tujuan “Israel” dan mencegahnya menduduki wilayah mana pun selama Pertempuran Rakyat Perkasa.
“Israel saat ini berada dalam posisi gentar dan tidak dapat menemukan pijakan di tanah kita,” ujarnya dalam peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad (SAW).
Sheikh Qassem mengingatkan bahwa sejak berdirinya Lebanon modern, “Israel” telah menyimpan ambisi untuk merebut kota-kota dan tanahnya.
“Bentuk tertinggi dari patriotisme adalah membela Lebanon,” tegasnya, seraya menyoroti pengorbanan besar Perlawanan, termasuk para pemimpin seperti Sayyed Hassan Nasrallah dan Sayyed Hashim Safieddine.
Perisai dari Pendudukan dan Keruntuhan
Sekretaris Jenderal menegaskan bahwa Perlawanan telah menjadi penghalang tegas terhadap ambisi “Israel”, berkontribusi pada stabilitas Lebanon, memfasilitasi terpilihnya Presiden Aoun, dan menghadapi musuh di berbagai lini.
Ia menyalahkan keruntuhan Lebanon pada korupsi yang merajalela dan kegagalan menerapkan Perjanjian Taif, serta menambahkan bahwa agresi Israel telah mendorong negara semakin terperosok dalam krisis.
Perjanjian gencatan senjata November, katanya, dimaksudkan untuk mengakhiri agresi dan memaksa negara mengusir penjajah — tujuan yang hingga kini belum tercapai.
Sidang Pemerintah “Melampaui Wewenang”
Menanggapi sidang pemerintah yang digelar pada 5 dan 7 Agustus untuk menegakkan “eksklusivitas senjata” di bawah negara, Sheikh Qassem menyebut sidang tersebut melampaui wewenang, dan menegaskan bahwa dialog hanya dapat dilakukan dalam kerangka strategi pertahanan nasional.
Ia merinci tiga pilar pembangunan Lebanon:
Mewujudkan kedaulatan dengan mengusir “Israel” dan menolak dominasi Arab-Amerika.
Mereformasi negara dan memulai rekonstruksi.
Memerangi korupsi di semua tingkatan.
Sheikh Qassem mengkritik pihak internal yang mendorong pelucutan senjata Perlawanan di tengah agresi “Israel” yang terus berlanjut, dan mendesak mereka untuk bertindak sebagai mitra domestik sejati, bukan menjalankan agenda musuh.
AS dan Israel Miliki Tujuan yang Sama
Sheikh Qassem memperingatkan bahwa AS “lebih dari bersedia menyerahkan seluruh Lebanon kepada Israel,” dan menekankan bahwa keduanya memiliki tujuan yang sama: melucuti kekuatan Lebanon agar menjadi mangsa empuk bagi proyek ekspansionis Israel.
“Mereka ingin Lebanon tanpa pertahanan sehingga menjadi sasaran mudah bagi proyek perluasan Israel,” katanya, sambil menegaskan bahwa Barat hanya peduli pada Israel, bukan Lebanon.
“Kami tidak akan menyerah pada tekanan, seberapa pun kerasnya, dan kami tidak akan pernah tunduk,” tegasnya.
Agresi terhadap Qatar dan Proyek “Israel Raya”
Menanggapi agresi terhadap Qatar, Sheikh Qassem menyebutnya sebagai “agresi khas Amerika-Israel” yang merupakan bagian dari proyek “Israel Raya”. Ia menegaskan solidaritas Hizbullah dengan Qatar dan mempertanyakan mengapa negara-negara Arab gagal mendukung Perlawanan — satu-satunya kekuatan yang menunda fase penentuan proyek tersebut.
“Mereka yang tidak ingin mendukung Perlawanan seharusnya setidaknya tidak menyerangnya,” ujarnya, sambil menambahkan bahwa persatuan yang dibangun di atas kebenaran akan mengarah pada persatuan nasional sejati di seluruh kawasan.
Solidaritas dengan Yaman dan Palestina
Sheikh Qassem menyampaikan salam hormat kepada “Yaman yang agung dan berani” atas keteguhan sikapnya dalam mendukung perjuangan Palestina, dan menyebut dukungan untuk Palestina sebagai bentuk tertinggi dari persatuan Islam.
Menegaskan kembali bahwa Palestina tetap menjadi isu sentral bagi umat Islam, ia menyerukan dukungan bagi rakyat Gaza dan Tepi Barat dalam menghadapi “agresi kriminal Amerika-Israel”.
Meski menghadapi berbagai tantangan, ia menegaskan, “rakyat Palestina tetap teguh dan Perlawanan akan terus bertahan.”
Sheikh Qassem menutup pernyataannya dengan memuji operasi “Ramot” di dekat Al-Quds sebagai bukti keberanian dan tekad rakyat Palestina, serta bukti bahwa mereka memegang kendali atas nasib dan perlawanan mereka sendiri, betapapun besar konspirasi yang dihadapi. (FBG)