Trump Bantah Rencana Serangan AS ke Venezuela
Presiden AS itu membantah laporan mengenai rencana serangan sementara tetap memperluas kehadiran militer dan operasi rahasia di Amerika Latin.
Venezuela, FAKTAGLOBAL.COM – Presiden AS Donald Trump membantah bahwa dirinya berniat melancarkan serangan ke Venezuela, menyusul laporan bahwa Washington sedang mempersiapkan operasi terarah terhadap negara Amerika Selatan tersebut dengan dalih memerangi aktivitas “narkoteroris” yang dituduhkan.
Beberapa media Barat melaporkan bahwa Gedung Putih tengah mempertimbangkan kemungkinan serangan di wilayah Venezuela, dengan The Wall Street Journal mengklaim pada Kamis bahwa fasilitas militer yang diduga digunakan untuk menyelundupkan narkoba telah diidentifikasi sebagai target.
Ketika ditanya di atas Air Force One pada hari Jumat, Trump secara tegas menolak laporan tersebut:
“Tidak. Itu tidak benar.”
Peningkatan Militer AS dan Operasi Rahasia
Meski membantah, Washington telah meningkatkan operasi militernya di kawasan sejak September. Menurut Reuters, AS telah menghancurkan setidaknya 14 kapal kartel yang diduga di Karibia dan menewaskan lebih dari 61 orang.
Trump sebelumnya mengerahkan armada angkatan laut ke wilayah tersebut, termasuk kapal induk USS Gerald R. Ford, dan mengizinkan operasi rahasia CIA di dalam Venezuela — langkah-langkah yang menurut kritik memperburuk ketegangan kawasan dengan kedok penegakan anti-narkotika.
Presiden AS itu baru-baru ini mengatakan bahwa Washington mungkin pada akhirnya harus menyerang target di darat, namun membantah ingin menggulingkan Presiden Nicolas Maduro, yang masuk dalam daftar pencarian FBI.
Venezuela: AS Sedang “Menciptakan Perang Baru”
Presiden Maduro mengecam tuduhan dan tekanan militer Washington, dengan menyatakan bahwa Venezuela akan mempertahankan kedaulatannya dari setiap agresi asing.
Ia membantah tuduhan penyelundupan narkoba oleh AS:
“Mereka sedang menciptakan perang baru,” tegasnya, menyeru agar solusi damai dan diplomasi diutamakan.
Penolakan Regional terhadap Agresi AS
Presiden Kolombia Gustavo Petro juga mengkritik tindakan Washington, dengan mengungkap bahwa salah satu serangan AS menewaskan seorang nelayan biasa yang tidak memiliki keterkaitan dengan perdagangan narkoba.
Komentar Petro memperkuat kekhawatiran kawasan bahwa kampanye militer AS berpotensi mendestabilisasi Amerika Latin, sambil menggunakan narasi anti-narkotika sebagai dalih politik. (FG)


