Trump Kritik NATO, Kaitkan Sanksi dengan Impor Minyak
Presiden AS itu mengaitkan sanksi terhadap Moskow dengan sikap sekutu dalam perang Ukraina
Amerika Serikat, FAKTABERITAGLOBAL.COM – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan ultimatum kepada negara-negara anggota NATO.
Ia menegaskan, sanksi besar terhadap Rusia hanya akan diberlakukan jika blok tersebut menghentikan pembelian minyak Rusia dan mengadopsi langkah serupa dengan Washington.
Kritik terhadap NATO
Dalam unggahan di Truth Social pada Sabtu, Trump mengecam negara-negara NATO yang menurutnya tidak cukup tegas menghadapi konflik antara Moskow dan Kiev.
Ia menulis: “Saya siap memberlakukan sanksi besar terhadap Rusia… ketika semua negara NATO BERHENTI MEMBELI MINYAK DARI RUSIA.”
Trump menilai komitmen NATO “untuk menang” masih jauh dari 100%, dan menyebut kelanjutan impor minyak Rusia oleh sebagian negara sebagai hal yang “mengejutkan.” Ia menegaskan bahwa praktik tersebut melemahkan posisi tawar blok tersebut terhadap Moskow.
Desakan Tarif terhadap China
Trump juga mengusulkan agar negara-negara NATO memberlakukan tarif antara 50% hingga 100% terhadap China. Menurutnya, tarif itu akan dicabut setelah perang Ukraina berakhir, dan langkah tersebut bisa dijadikan tambahan tekanan bagi Rusia untuk menghentikan permusuhan.
Sejak eskalasi konflik pada 2022, Beijing menyatakan diri sebagai pihak netral dan menegaskan tidak memberikan bantuan kepada kedua belah pihak.
Tekanan Tambahan Washington
Hingga kini, pejabat NATO maupun pimpinan Uni Eropa belum memberikan tanggapan resmi atas desakan Trump.
Pernyataan Trump muncul bersamaan dengan upaya AS yang mendorong Uni Eropa agar tidak hanya mengenakan tarif tambahan terhadap China, tetapi juga terhadap India, karena negara itu tetap mengimpor minyak Rusia.
Seorang juru bicara Komisi Eropa dalam wawancara dengan CNBC mengatakan, Uni Eropa “telah berkomunikasi dengan semua mitra global terkait, termasuk India dan China, dalam konteks penegakan sanksi.” Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai detail pembicaraan tersebut.
Paket Sanksi Baru Uni Eropa
Sementara itu, Uni Eropa tengah menyelesaikan paket sanksi ke-19 terhadap Rusia. Meski rincian finalnya belum dipublikasikan, langkah itu diperkirakan akan menyasar ekspor minyak Rusia serta sektor perbankannya.
Uni Eropa sebelumnya berkomitmen untuk menghentikan impor bahan bakar fosil Rusia sepenuhnya pada 2027.
Namun, beberapa negara anggota, khususnya Hungaria dan Slovakia, menentang rencana tersebut dengan alasan ketergantungan tinggi pada pasokan minyak dari pipa Druzhba.
Moskow berulang kali menyebut sanksi Barat sebagai langkah “ilegal.” Rusia menegaskan bahwa kebijakan tersebut tidak hanya gagal melemahkan perekonomiannya, tetapi justru mendorong pertumbuhan industri domestik dan mengurangi ketergantungan pada pasar Barat. (FBG)



