Ukraina Gagal Dapatkan Rudal Tomahawk, Pertemuan Trump–Zelensky Berakhir Tegang
“Sumber menggambarkan pembahasan selama dua setengah jam itu sebagai ‘tidak mudah’ dan bahkan ‘buruk,’ dengan beberapa momen yang dipenuhi ketegangan emosional.
Amerika Serikat, FAKTAGLOBAL.COM – Pertemuan terbaru di Gedung Putih antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky diwarnai ketegangan dan kekecewaan, menurut laporan Axios.
Meskipun telah melobi selama berminggu-minggu, Zelensky gagal memperoleh komitmen atas pengiriman rudal jarak jauh Tomahawk — sebuah pukulan besar bagi upaya Kiev untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia.
Sumber yang mengetahui jalannya pertemuan menggambarkan diskusi selama dua setengah jam itu sebagai “tidak mudah” dan bahkan “buruk,” dengan momen-momen ketegangan emosional.
Trump disebut menyampaikan secara tegas bahwa Washington tidak memiliki niat dalam waktu dekat untuk memasok rudal Tomahawk, dengan alasan kebutuhan menjaga cadangan militer AS sendiri.
“Saya rasa cukup. Kita lihat saja minggu depan,” ujar Trump secara tiba-tiba, mengakhiri pertemuan — sebuah pernyataan yang diyakini merujuk pada agenda diplomasi mendatang antara AS dan Rusia, termasuk kemungkinan pertemuan puncak dengan Presiden Vladimir Putin di Budapest.
Kekhawatiran AS terhadap Eskalasi Langsung dengan Rusia
Trump secara terbuka mengakui bahwa memberikan rudal yang mampu menyerang hingga 2.500 km ke dalam wilayah Rusia akan membawa risiko serius.
Sementara Zelensky bersikeras bahwa senjata tersebut hanya akan digunakan pada sasaran militer, pejabat Rusia telah memperingatkan bahwa Kiev sebelumnya telah mengancam tindakan sabotase terhadap jaringan listrik di wilayah perbatasan Rusia, bahkan hingga Moskow.
Berbicara kepada pers setelah pertemuan, Zelensky menghindari pertanyaan mengenai rudal tersebut dan hanya mengatakan bahwa Amerika Serikat “tidak menginginkan eskalasi.”
Ambiguitas Strategis Washington
Pejabat Rusia menolak nilai militer dari Tomahawk bagi Ukraina, memperingatkan bahwa keputusan tersebut akan merusak prospek penyelesaian damai dan semakin merusak hubungan AS–Rusia.
Moskow menegaskan bahwa Kiev menginginkan rudal tersebut bukan untuk pertahanan, melainkan sebagai alat tekanan politik dan potensi aksi teror.
Pertemuan tegang di Washington itu berlangsung setelah percakapan telepon antara Trump dan Putin, di mana kedua pihak memberi sinyal kemungkinan pertemuan puncak di Hungaria.
Waktu pertemuan ini menegaskan kenyataan yang semakin jelas: Amerika Serikat mulai mengkalibrasi ulang strateginya, menjauh dari Ukraina meskipun konflik masih berlangsung.
Para pemimpin Eropa juga mulai mempertanyakan nilai strategis pengiriman Tomahawk, menandakan kelelahan yang semakin besar terhadap tuntutan Kiev. (FG)