Visi 2030 Gagal: Saudi Alihkan Dana NEOM ke Sektor AI dan Wisata Religi
Menurut Reuters, Dana Investasi Publik (PIF) senilai 925 miliar dolar itu kini memprioritaskan investasi yang menjanjikan keuntungan ekonomi jangka pendek
Arab Saudi, FAKTAGLOBAL.COM — Proyek megakota ambisius NEOM di Arab Saudi — yang pernah digadang-gadang sebagai pusat dari rencana Vision 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman — kini menghadapi kemunduran besar, mendorong kerajaan untuk mengalihkan pendanaan dari megaproyek real estat menuju kecerdasan buatan (AI) dan pariwisata religi.
Menurut laporan Reuters, Dana Investasi Publik (PIF) senilai $925 miliar kini memfokuskan investasi pada sektor-sektor yang menjanjikan hasil ekonomi cepat, termasuk AI, logistik, pertambangan, serta perluasan pariwisata religi di Mekkah dan Madinah.
NEOM Hadapi Penundaan dan Pengurangan Skala
Awalnya diproyeksikan sebagai kota linear futuristik senilai 500 miliar dolar yang membentang di gurun dan menampung 9 juta penduduk, pembangunan NEOM kini berkurang drastis.
Pekerjaan saat ini terbatas pada bagian sepanjang 2,4 kilometer, termasuk sebuah stadion yang kabarnya direncanakan untuk digunakan pada Piala Dunia di masa depan.
Pejabat juga dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk menunda penyelenggaraan Asian Winter Games 2029 di Trojena — salah satu proyek utama Vision 2030 — hingga tahun 2033, menyoroti kesulitan yang terus membayangi agenda pembangunan tersebut.
Peralihan ke AI, Logistik, dan Pariwisata Religi
Dalam forum Future Investment Initiative (FII) di Riyadh, kecerdasan buatan menjadi topik utama pembahasan, menandakan arah baru strategi investasi Arab Saudi.
Perusahaan AI yang didukung PIF, Humain, mengumumkan rencana membangun kapasitas pusat data sebesar 6 gigawatt yang akan ditenagai oleh sumber energi dalam negeri Saudi.
“Katakan saja, apa pun yang kami minta, kami dapatkan,” ujar CEO Humain, Tareq Amin, menegaskan dukungan kuat dari negara.
Secara paralel, Arab Saudi juga berinvestasi besar-besaran dalam pariwisata religi, termasuk proyek perluasan Masjidil Haram di Mekkah yang baru diumumkan, yang akan menambah hampir 900.000 ruang salat baru.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya kerajaan untuk menjadikan ibadah haji dan umrah sebagai pilar ekonomi jangka panjang.
Tekanan Finansial Meningkat
Keputusan untuk mengubah prioritas mencerminkan meningkatnya tekanan terhadap PIF dan anak perusahaannya untuk menghasilkan hasil keuangan yang lebih cepat setelah bertahun-tahun membiayai megaproyek berbiaya tinggi dan bergerak lambat.
Sebagai bagian dari pendekatan baru ini, PIF diperkirakan akan memangkas porsi investasinya di luar negeri — yang sebelumnya sekitar 30% dari portofolio — menjadi 18–20%, dengan mengalihkan lebih banyak modal ke proyek domestik yang terkait dengan AI, logistik, dan infrastruktur keagamaan. (FG)


