Yaman Umumkan Kesyahidan Mayor Jenderal Al-Ghamari, Tegaskan Lanjutan Front Gaza
Pernyataan resmi mengungkap kampanye dua tahun “Al-Fath al-Mau‘ud dan Al-Jihad al-Muqaddas,” paparkan data operasi dan penghormatan bagi para syuhada
Yaman, FAKTABERITAGLOBAL.COM — Angkatan Bersenjata Yaman telah mengonfirmasi kesyahidan Mayor Jenderal Muhammad Abd al-Karim al-Ghamari, Kepala Staf dan salah satu pemimpin militer paling menonjol dari front Yaman dalam mendukung Gaza, setelah serangkaian serangan udara AS–Israel yang menargetkan Yaman selama dua tahun pertempuran terkait “Operasi Badai Al-Aqsa.”
Al-Ghamari gugur bersama beberapa pendampingnya dan putranya yang berusia 13 tahun, Hussein, dalam apa yang digambarkan Angkatan Bersenjata sebagai kelanjutan dari “agresi kriminal” yang bertujuan menghentikan peran Yaman dalam membela perjuangan Palestina.
Meski kehilangan tersebut, militer menegaskan bahwa operasi tidak akan berhenti dan jalan perlawanan “akan diteruskan lintas generasi.”
Seorang Pemimpin Front Gaza
Mayor Jenderal Al-Ghamari, yang dianggap sebagai arsitek utama strategi militer Yaman dan koordinasi operasi untuk mendukung Palestina, kini tercatat sebagai salah satu pejabat Yaman berpangkat tertinggi yang gugur sejak dimulainya perang di Gaza.
Kesyahidannya, menurut Angkatan Bersenjata, merupakan bentuk pengorbanan sekaligus pembaruan komitmen.
Pernyataan dibuka dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang menekankan keteguhan dan janji Ilahi, termasuk:
“Di antara orang-orang beriman ada yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada pula yang menunggu…”
Landasan religius ini, yang menjadi inti doktrin militer Yaman, digunakan untuk menegaskan bahwa syahid bukanlah akhir, melainkan kelanjutan kewajiban “di jalan menuju Al-Quds.”
Skala Operasi: 758 Serangan dan Tekanan Maritim yang Meluas
Dalam laporan operasional terperinci, Angkatan Bersenjata Yaman mengungkap cakupan penuh aksi mereka selama dua tahun terakhir, yang dilakukan di bawah panji “Al-Fath al-Maw‘ud dan Al-Jihad al-Muqaddas.”
Operasi Militer yang Diklaim:
758 operasi total menggunakan
1.835 rudal balistik, jelajah, hipersonik, drone, dan serangan laut346 misi maritim menargetkan jalur pelayaran terkait Israel
Lebih dari 228 kapal terlibat di Laut Merah, Bab al-Mandeb, Teluk Aden, Laut Arab, dan Samudera Hindia
22 drone pengintai MQ-9 Reaper AS dilaporkan ditembak jatuh oleh pertahanan udara Yaman
40 intersepsi dan lebih dari 57 rudal ditembakkan ke pesawat strategis musuh
Angkatan Bersenjata menegaskan bahwa operasi-operasi ini dilakukan “untuk mendukung para pejuang teguh di Gaza” dan sebagai upaya menegakkan embargo Yaman terhadap pelayaran menuju Israel.
Kehilangan dan Keteguhan: “Syahid Tidak Menghentikan Perjalanan”
Pernyataan tersebut mengakui besarnya pengorbanan yang ditanggung Yaman selama dua tahun dukungan untuk Gaza, termasuk gugurnya pejabat militer senior, personel angkatan laut dan rudal, para menteri, serta warga sipil.
“Para pemimpin kami naik (menjadi syuhada), namun operasi tidak berhenti. Rudal tidak terdiam, dan tekad tidak goyah.”
Kesyahidanan Al-Ghamari, lanjut pernyataan itu, akan menjadi sumber kekuatan, bukan pelemahan, menegaskan doktrin militer bahwa kepemimpinan adalah amanah lintas generasi, bukan peran individu.
Pesan Strategis: Komitmen kepada Gaza dan Al-Quds
Dengan menekankan iman, kewajiban, dan pengorbanan, Angkatan Bersenjata menegaskan kembali komitmen jangka panjang Yaman terhadap perjuangan Palestina:
“Ini adalah pertempuran suci demi martabat umat, dan sebuah janji yang tidak akan berakhir hingga pembebasan Al-Quds dan lenyapnya entitas Zionis.”
Komunike tersebut menegaskan bahwa tidak ada tingkat eskalasi militer atau pembunuhan terarah yang akan mengubah posisi strategis Yaman.
Kontinuitas di Tengah Kehilangan
Kesyahidanan Mayor Jenderal Muhammad Abd al-Karim al-Ghamari menandai momen penting dalam keterlibatan militer Yaman terhadap konflik Gaza.
Namun, alih-alih menandakan gangguan, Angkatan Bersenjata menggambarkannya sebagai titik balik menuju komitmen yang lebih besar — narasi yang berakar pada kontinuitas iman dan ketahanan nasional.
Pesan Yaman kepada para sekutu dan lawannya jelas: kepemimpinan boleh gugur, tetapi operasi akan terus berjalan — bukan sekadar sebagai kebijakan, melainkan sebagai perjanjian.
(FBG)